Pelajaran Hidup Yang Sangat Berharga
Saya tidak ingat lagi, apakah saya sudah pernah menceritakan kejadian ini sebelumnya. Tapi seandainya sudah pernah, juga rasanya tidak masalah,karena yakin yang membaca paling banyak hanya sekitar 100 orang ,sedangkan yang lainnya belum pernah membacanya. Ibarat sebuah buku, walaupun sudah diterbitkan belasan tahun lalu,tapi kalau kita baru pertama kalinya membaca,maka buku tersebut memiliki kisah dan pelajaran baru bagi kita.Â
Karena sebagian terbesar dari para pembaca sedang menjalani Ibadah Puasa, maka saya mencoba menulis seirit mungkin,dengan catatan makimal 2 menit total untuk membacanya hingga tuntas.Â
Perjalanan Hidup Semasa Kami Baru Menikah
Kami tidak sempat menikmati bulan madu seperti lazimnya pengantin yang baru menikah. Kami hanya sempat menginap di Bukittinggi satu malam dan kemudian kembali ke Padang. Dan kemudian kami pindah ke Medan. Sebagaimana yang sudah pernah saya ceritakan, saya mulai berusaha menjadi pedagang antar kota ,yakni Medan - Padang ,bolak balik .Â
Suatu waktu saya demam, tapi karena tiket sudah terlanjur di beli,maka walaupun isteri sudah berusaha mencegah,tapi saya bersikeras tetap berangkat,karena tidak ingin uang tiket hangus begitu saja
Dalam Perjalanan Dengan Bis Als
Saya duduk  berdampingan dengan seorang wanita yang  yang kelihatan rambut nya sudah memutih. Saya mengucapkan selamat pagi dan kemudian diam. Mungkin karena melihat wajah saya murung dan pucat ,maka  wanita  ini bertanya :"Anak kurang sehat ya?"
"Ya bu",jawab saya singkat.
"Kalau kurang sehat mengapa  tidak ditunda keberangkatannya nak? Perjalanan  Medan ke Padang ,bisa sekitar 20 jam nak." kata ibu ini "Oya, saya ibu Halimah nak, saya ke Padang mau lihat cucu yang baru lahir. Dan saya hanya menjawab dengan :"Oo ya bu" dan kemudian kami sama sama diam
 Seluruh penumpangt tampak tidak antusias berbicara,karena memang bulan puasa,apalagi masih subuh,mungkin semuanya masih mengantuk.
Dan Bis Mulai Berangkat