Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Halangan Terbesar Bisnis Sampingan adalah "Gengsi"

3 April 2021   18:28 Diperbarui: 3 April 2021   18:35 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru Mulai Usaha Sudah Mau Gaji Karyawan

Sejak dunia dijajah oleh Covid -19 banyak orang berteriak "Susah, tidak ada kerjaan!" Padahal kalau sungguh sungguh mau bekerja pasti akan ada jalan untuk itu.

Seperti kata perbahasa "Where there is a will, theres is a way" Dimana ada kemauan, disana akan ada jalan. Khusus untuk di negeri kita, halangan terbesar bukanlah karena ketiadaan modal atau kurangnya lapangan pekerjaan, tapi tantangan yang tidak mampu ditembus oleh kebanyakan orang adalah "Gengsi dong". 

Baru  mulai usaha Katering, ee sudah gaji si mbak untu bantu di dapur dan sudah gaji seorang Tukang Antar. Padahal bisnis baru akan dimulai. Akibatnya  cash flow atau modal yang dibutuhkan menjadi membengkak dan keuntungan menjadi semakin minim. Menggaji pembantu dan menggaji "Tukang antar" tidak ada masalah bilamana bisnis sudah mulai jalan  dan keuntungan sudah mulai ada ditangan. 

Maka dengan kalkulasi bila dengan adanya serang Pembantu di dapur, maka produksi masakan akan semakin banyak sehingga dapat menampung tambahan pelangganan. Begitu juga karena yang memesan Katering sudah  tidak hanya sebatas di komplek atau disekitar rumah tempat tinggal, maka demi untuk meningkatkan usaha diperlukan orang yang membantu di bidang "produksi" dan seorang yang bertugas mengantarkan pesanan. 

Tapi kalau baru mulai melangkah, alangkah eloknya semuanya dikerjakan sendiri terlebih dulu, termasuk mengantarkan pesanan yang berada disekeliling tempat tinggal kita.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Modal Kecil, Keuntungan  100 Persen dan Tanpa Risiko Rugi

Sewaktu kami masih tinggal di  kota kecil Wollongong lagi marak bisnis, menerima pesanan barang dari ibu ibu rumah tangga dan kemudian mengantarkannya. Isi paket berupa bahan mentah untuk masakan dengan dua lembar kertas resep masakan.  Salah satu paket yang pada waktu itu dibeli oleh putri kami terdiri dari:

  1. Sepotong buah labu
  2. Dua makanan kaleng
  3. Bawang Bombay
  4. Brokoli
  5. Daging setengah kilo
  6. Sayur

Total yang diibayar putri kami adalah senilai harga 40 dolar atau sekitar Rp400.000,-- Sesungguhnya, biasanya kami yang berbelanja sendiri tapi karena puteri kami ingin membantu temannya, maka untuk kali ini ia memesan paket senilai 40 dolar

Istri saya coba menghitung nilai riilnya, karena kami setiap minggu berbelanja sayur dan kebutuhan dapur di Fairy Meadow. Agak ke pinggiran kota, tapi harganya jauh lebih murah dan semua sayur fresh from the garden. Menurut catatan istri saya, total harga bila berbelanja sendiri paling maksimal hanya mengeluarkan dana sebesar 20 dolar. Berarti hanya separuh dari harga yang dibayarkan.

Lalu Mengapa Banyak yang Mau Pesan?

Di Australia, pada umumnya , suami dan istri bekerja dari pagi dan pulang malam menyebabkan banyak warga Australia tidak ada waktu lagi untuk berbelanja. Dan jangan lupa di Australia,tidak ada Pembantu Rumah tangga,semua dikerjakan sendiri . Karena itu, tawaran door to door ini sungguh merupakan sesuatu yang ditunggu.Karena bila mereka harus berbelanja sendiri,disamping butuh waktu setidaknya 1 jam pulang pergi  Padahal suami isteri tiba dirumah,saat malam tiba. Lalu kalau harus berbelanja terlebih dulu,kapan ,memasaknya dan kapan makan malamnya?

Makanya banyak wanita yang memilih, lebih baik keluar uang 40 dolar. Ada resep tidak usah susah payah ke supermarket dan pengeluaran uang tidak membengkak. Bagi warga setempat , bisnis ini adalah bisnis "win win solution". Penjual untung dan pembeli juga merasa tertolong, karena dapat resep dan sekaligus bahan bahan mentah untuk dimasak hanya dengan mengeluarkan uang 40 dolar. Tidak perlu memaksa diri harus ke supermarket, setelah lelah pulang dari kantor. Karena itu bisnis ini dalam waktu singkat menjadi bisnis yang sangat populer di Kota Wollongong

Modal kecil, untung besar dan tanpa risiko rugi

Modal yang diperlukan hanya sekitar 300 dolar dengan catatan ada paket 40 dolar ada juga yang paket besar 75 dolar. Semua sudah bayar online terlebih dulu. Jadi semua adalah pesanan yang sudah dibayar sehingga tidak ada risiko rugi.  Bayangkan kalau bisnis ini diaplikasikan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Dalam sehari, mungkin akan dapat pelanggan jauh lebih banyak. Tentunya bisnis ini tidak cocok bila di desa kecil.karena pada umumnya para ibu rumah tangga berbelanja sendiri ke Pasar. Tapi kalau di kota,besar kemungkinan peluang bisnis ini dapat dikembangkan

Semoga   artikel  dapat membuka wawasan berbisnis bagi yang sedang menghadapi "jalan buntu" dalam mencari pekerjaan yang lebih pas dam mengena

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun