Untuk terciptanya Hubungan Baik Dalam Keluarga
Dalam setiap membangun rumah tangga ,pasti ada saja hal yang dapat menciptakan :"cultural shock " antara kedua belah pihak.
Walaupun demi menjaga image keluarga,setiap kali bertemu sanak keluarga dan teman teman,kita akan selalu mengatakan bahwa :"semua baik baik saja" Karena dalam sebuah pernikahan,yang dipersatukan bukan hanya sepasang insan yang saling jatuh cinta,tapi sekaligus mempertemukan dua keluarga.
Sudah dapat dipahami bahwa setiap orang membawa persepsi dalam pikirannya masing masing, Apa yang bagi kita sudah sangat baik dan sopan,belum tentu dianggap baik oleh pihak lain. Apalagi bila pernikahan terjadi dengan seseorang yang berbeda suku dan agama.
"Keterbukaan " disini tentu tidak dimaksudkan hanya sekedar membuka pintu rumah kita untuk menerima kehadiran seorang menantu ataupun menantu cucu ,tapi sekaligus membuka hati.Â
Menyadari sepenuhnya,bahwa setiap orang berhak berbeda dengan diri kita .Walaupun masuk kedalam rumah kita dan menjadi anggota keluarga kita,tetap saja bukan berarti orang kehilangan haknya untuk berbeda dengan kita .
Hal yang mendasar yang perlu dipahami,bahwa anak anak ataupun cucu cucu kita yang menikah,berarti mereka sudah cukup dewasa untuk mengurus diri sendiri.Karena itu sebagai orang tua kita harus mampu menahan diri untuk tidak:
- obral nasihat
- menanyakan hal hal yang bukan urusan kita
- mencampuri urusan dalam keluarga anak /cucu
- mengomentari hal hal yang tidak perlu dikomentariÂ
Hanya dengan memegang teguh prinsip yang sangat sederhana ini, kami bersyukur disayangi anak mantu cucu dan cucu cucu mantu walaupun terdapat banyak perbedaan.Â
Baik beda suku,maupun beda agama. Salah satu menantu cucu kami Gulce Bakrie berasal dari Turki dan beragama Islam.Tapi dengan penuh rasa syukur,Gulce sangat menyayangi kami sebagai Opa dan Omanya