Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Inilah Kelebihan Konten Medsos di Indonesia

19 Maret 2021   07:27 Diperbarui: 19 Maret 2021   10:03 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ket foto: hasil tangkapan layar ponsel

Yang Mungkin Satu Satunya di Dunia

Setiap kali mengaktifkan ponsel di pagi hari, maka di layar tampil aneka ragam berita yang disebut sebagai "Breaking News" atau menjadi Headline berita. Bukan berita mengenai pembangunan jalan toll di Sumatera dan juga bukan berita tentang pembangunan jalan layang atau pabrik, melainkan berita mengenai urusan rumah tangga orang lain. Baik itu anak pejabat tinggi, maupun orang orang yang dikatakan sebagai Selebriti ngetop. Mulai dari elus mengelus, hingga apa yang dikatakannya serta apa yang dimakannya. Konten seperti ini agaknya merupakan satu satunya di negeri tercinta kita, di mana hal hal yang bersifat sangat pribadi telah ditransformasikan menjadi "trending article" Suatu kreativitas yang tak ada duanya di dunia. 

Berita berita penting, seperti gempa bumi dan berbagai bencana alam lainnya, seperti banjir badang dan gunung meletus, kalah bersaing agaknya dengan berita sensasi hasil kreasi para Penulis inovatif yang telah berhasil menempatkannya di barisan teratas, bahkan menjadi trending article.

Aneh dan Menyedihkan Media Mainstream Ikut 

Sangat menyedihkan sekali, ternyata gaya transformasi berita sensasi ini, bukan hanya menjadi topik di media abal-abal, tapi juga telah mampu membius media mainstream, sehingga ikut latah mengambil bagian dari persekusi pribadi orang ini. Media mana? Ya ,ada kata kata sensitif yang tidak boleh disentuh dan dapat menyebabkan kita didakwa dengan pasal "Pencemaran nama baik", maka jalan selamat adalah tidak menuliskannya. Apalagi bagi yang sudah berusia satu abad kurang sedikit ini, sangat riskan. Karena kalau sampai masuk bui, wuiih nggak bakalan lagi bisa ketemu sama isteri tercinta dan anak mantu cucu. Maka cari jalan selamat, untuk tidak menuliskan nama media mana. Silakan dilacak sendiri.

Hukum Prioritas Sudah Diabaikan

Hukum prioritas adalah mendahulukan yang paling penting,baru kemudian diikuti oleh yang lain lainnya. Tetapi agaknya ,seiring dengan perubahan zaman,maka seluruh etika dan tata krama.termasuk didalamnya hukum prioritas sudah mulai pupus dari tatakrama di negeri kita. Hal ini dapat disaksikan oleh setiap orang dengan mata kepala sendiri,masalah masalah "gituan" dijadikan Berita Utama dan menempati posisi trending article .

Kapan akan ada kesadaran, agar hal semacam ini tidak terus berlanjut? Entahlah, saya  sama sekali tidak berlatar belakang jurnalis. Saya hanya menjadi penulis dengan gaya Storytelling, yakni gaya kakek bercerita pada anak cucu. Dan pasti tidak akan menceritakan tentang hal hal yeng merupakan wilayah privasi orang perorang. Walaupun tulisan saya tidak pernah masuk ke trending article, bagi saya sama sekali tidak menjadi masalah. Karena bagi saya, menulis adalah kebutuhan jiwa, bukan mencari sensasi.

Renungan di pagi hari, sambil mereguk secangkir kopi  hangat

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun