Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Ada Panggilan "Bu Dokter," Mengapa Tidak Ada Panggilan"Bu Suster?"

10 Maret 2021   09:21 Diperbarui: 10 Maret 2021   11:30 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bingung: Pinterest.com/wattpad

Ada Panggilan :"Pak Pendeta" Mengapa Pula Tidak Ada Panggilan :"Pak Pastor?"

Yang namanya orang sudah kakek kakek,yang sering disebutkan sebagai:

  1. manula
  2. lansia
  3. sepuh 
  4. manusia tak berdaya 
  5. sudah bau tanah 
  6. dan seterusnya

Maka wajarlah banyak pertanyaan ,yang mungkin dianggap pertanyaan orang bodoh, tapi ternyata orang pintar tidak mampu menjawab dengan benar. Kalau sudah usia melewati 3/4 abad,mana pula mungkin membahas masalah rumit rumit ,yang ditanyakan adalah pertanyaaan anak SD,yakni ,mengapa ada panggilan 

  1. "Bu dokter".tapi tidak ada panggilan :"Bu Suster?"
  2. "Pak pendeta" tapi tidak ada panggilan:"Pak Pastor?"

Dan mengapa pula tidak ada panggilan :"Pak Insinyur" atau " Pak Doktorandus?" Bukankah semuanya adalah lulusan sarjana? Mengapa pula dalam hal panggilan ada diskriminasi terselubung? 

Pertanyaan yang sangat mudah

Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan anak SD  dan kakek kakek sekelas saya. Apakah ada kriteria tertentu ? Apakah ada aturan baku untuk memanggil seseorang sesuai jabatan atau Profesinya? Apakah boleh memanggil dengan sebutan :" Pak Pedagang?" atau mungkin :"Pak Penulis?" atau "bu Penulis?" 

Saya bukan tipe orang politik, Malahan sejujurnya saya paling tidak suka politik,karena tidak ada kejujuran dalam kehidupan berpolitik. Semuanya serba tipu tipuan. Dalam setiap senyum ,pasti ada tersembunyi suatu rencana,Karena itu ,pertanyaan ini,memang berangkat dari ketidak tahuan  saya 

Terima kasih bagi yang sudah berkenan menjawab kebingungan seorang kakek yang hampir berusia satu abad,cuma kurang sedikit lagi

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun