"Sayang, jaga anak kita, papa akan turun kebawah ,rasanya masih ada  sebungkus mie diatas rak rak kayu.yang tidak terendam air."  Hati hati ya pa." hanya itu yang dapat diucapkannya kepada suaminya.
Edi berdiri dan melangkah untuk turun. Tangannya memegang balok penyangga loteng dan kemudian menurunkan tubuhnya perlahan lahan. Tapi karena sepanjang hari sudah menguras tenaganya dengan menjadi buruh bongkar muat,ditambah lagi belum makan malam.maka saat kedua tangannya mencoba menyanggah tubuhnya,untuk turun ,kursi yang dijadikan tempat berpijaknya ,bergeser dan bunyi tubuh jatuh kedalam air ..
Mendengar bunyi sesuatu yang jatuh ,jantung Leni seakan mau copot. Tapi apa yang dapat dilakukannya? Â Dalam pelukannya ,putranya mengigil kelaparan dan seandainya ia berteriak minta tolong.,tidak akan ada yang mendengarkan. Karena yang tahu bahwa mereka terkurung dalam banjir dan belum makan, hanya diri mereka dan Tuhan....
(bersambung)