Hanya Akan Merugikan Diri Sendiri
Entah sudah berapa banyak contoh para penulis yang ngambek dan stop menulis. Penyebab ngambek bisa terjadi karena berbagai alasan. Antara lain:
- tulisan yang ditulis dengan susah payah ternyata tidak dilabel Admin
- tulisan yang dihasilkan setelah berkunjung ke lokasi wisata dengan mengeluarkan dana tidak sedikit, ee hanya di hl kanÂ
- orang lain yang belakangan bergabung sudah terverifikasi biru, tapi kog bisa bisanya diri kita dilewatkan?
- tulisan dihapus Admin dengan catatan "sesuai ketentuan yang berlaku dstnya", padahal merasa sudah mencantumkan sumber
- dan seterusnya dan seterusnya
Ini hanya merupakan contoh-contoh yang bersifat umum yang sering menjadi bahan perbincangan di WAG. Tentu saja ada lebih banyak lagi alasan lainnya, mengapa ada penulis yang tiba-tiba menghilang dan tidak pernah lagi menulis. Pasti ada "something wrong" yang harus dibenahi
Jangan Dijadikan Contoh
Apa yang terjadi di hadapan kita, tentu tidak luput dari perhatian dan pemikiran kita. Mengapa? Apakah pantas untuk ditiru? Nah,dalam hal ini prinsip awal ketika kita memilih bergabung dalam Rumah Kita Bersama ini,seharusnya menjadi pedoman untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat.
Kalau ngambeknya sehari dua hari,ya wajarlah,namanya juga manusia.Ada kalanya jengkel,karena merasa hasil jerih payah kita tidak dihargai sebagaimana semestinya. Tapi kalau ngambek,terus berhenti menulis? Ya, kalau dianalogikan,mahasiswa yang ngambek dan sebagai bentuk protes,tidak lagi melanjutkan kuliahnya,siapa yang rugi?
Setiap orang berpikir,bahwa dirinya penting. Tapi itukan penilaian kita . Sedangkan dari sudut pandangan orang lain,kita tidak ada bedanya dengan penulis yang jumlahnya ribuan orang.Â
Maka ketika satu orang ,karena ngambek terus berhenti menulis dan keluar,maka dalam waktu singkat sudah ada ratusan orang yang akan menggantikan kita. Dan dalam waktu singkat,diri kita akan dilupakan orang. Paling banter,satu dua orang sahabat dekat kita  akan berusah japri dan membujuk bujuk kita untuk mau menulis lagi.Tapi itupun sifatnya sementara. Sudah dibujuk bujuk,tetap tidak sadar diri,maka orang akan melupakan diri kita.Â
Silakan diingat kembali,penulis yang kira kira hampir bersamaan waktunya menulis dengan kita,entah sudah berapa banyak yang tidak lagi menulis? Adakah yang peduli? Mungkin hanya satu dua orang saja ,yakni penulis yang selama ini akrab dengan diri kita.Selebihnya orang akan melupakan kita.hanya selang beberapa waktu
Ngambek Boleh, tapi Jangan Stop Menulis
Sejujurnya,saya juga pernah ngambek. Padahal menurut aturan mainnya,orang yang sudah seusia saya dan dianggap,bahkan diyakini sudah kenyang makan asam garam dan sambal balado kehidupan,serta sudah puas mereguk pahitnya empedu dalam dunia tulis menulis,seharusnya sudah terbebas dari urusan :"ngambek" .Tapi kalau fakta membuktikan,ya mau apalagi?