Agar Dapat Bergaul Dengan Siapa Saja
Penghalang terbesar dalam pergaulan adalah belenggu diri,sehingga tidak memiliki kebebasan untuk bergerak. "Belenggu "dimaksud tentu tidak merupakan belenggu secara phisik,melainkan belenggu yang tidak kasat mata,yakni "menempatkan diri terlalu tinggi"
Untuk tidak menyingung siapa siapa,saya ambil contoh diri saya sendiri. Bila saya terpancang pada rasa tinggi hati,maka saya tidak mungkin dapat bergaul secara bebas dengan siapapun. Misalnya:
- Tjiptadinata Effendi - President of Indonesian Reiki Association
- Tjiptadinata Effendi - Founder and Chairman and the Owner of Yayasan Waskita Reiki
- Tjiptadinata Effendi - The Author of National Best Seller Books version Gramedia Group
- Tjiptadinata Effendi - The only one Maestro in Kompasiana Group Â
Bila ini yang ada dalam pikiran saya,maka secara tanpa sadar saya sudah membangun dinding penjara bagi diri sendiri. Dan walaupun bukan dalam keartian "penjara" secara phisik,tapi secara nyata dan akual,pemikiran semacam ini membelenggu diri saya,sehingga tidak lagi bebas bergaul dengan orang lain. Merasa bahwa orang lain,"tidak selevel" dengan diri kita,menyebabkan lahirnya kesombongan diri.
Sehingga melalui diri kita,membuktikan bahwa perbedaan bukanlah sebuah kutukan,tapi justru menjadi berkah bagi kita semua untuk saling mengingatkan dan saling melengkapi. Kita harus mampu menjadikan diri kita sebagai:"Slogan hidup" yang menjadi contoh nyata bagi orang banyak'
Hanya sebuah renungan di siang ini.Salam persahabatan dan persaudaraan.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H