Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hati Nurani Merupakan Cermin Jiwa

2 Februari 2021   17:24 Diperbarui: 2 Februari 2021   17:28 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iluwstrasi: www.wardfamilylawgroup.com

Kita Tidak Mungkin Dapat Berkaca Dicermin Yang Buram

Hidup ini adalah sebuah proses pembelajaran diri tanpa akhir  Karena itu dinamakan University of Life,dimana kita mendapatkan kesempatan untuk berlajar ilmu kehidupan setiap saat.Dari hal hal yang tampak sepele dan tak berarti,sesungguhnya terkandung suatu falsafah hidup yang tak ternilai. Tapi kita lebih sering memandang,sesuatu yang dari luar itu, jauh lebih bernilai ketimbang apa yang ada dalam diri kita. 

Kalau orang tidak menghargai kita,maka kita merasa tersinggung dan marah.Tapi entah karena tidak disadari,banyak orang yang justru meremehkan dirinya sendiri, karena lebih menghargai trend masa kini, daripada hati nuraninya. Agar hal ini jangan sampai berlarut larut ,maka jalan paling sederhana adalah menjaga agar hati nurani kita jangan sampai buram bahkan kotor

Kilas Balik
Kalau boleh dianalogikan , hati nurani di ibaratkan dengan cermin Bila cermin dibiarkan tak terawat dan  kotor ,karena tidak pernah dibersihkan, maka lama kelamaan, cermin tidak lagi berfungsi sebagaimana seharusnya. Karena sudah  menjadi buram dan kita tidak lagi bisa berkaca diri.dan sama halnya dengan hati nurani yang di terlantarkan. 

Betapa  orang sibuk berpacu menangguk rejesi  dan boleh jadi diantaranya ada kita ,yakni anda dan saya termasuk di dalamnya. Dalam hal ini tidak ada yang salah,karena rejeki tidak jatuh  dari langit.melainkan dengan usaha dan kerja keras .Tetapi saking begitu terobsesi ikut berpacu dalam meraih impian demi impian,kita melupakan hal yang tak kalah pentingnya dibandingkan dengan materi. Secara tidak sadar kita akan terhanyut oleh  antusias dalam upaya menjadikan impian demi impian menjadi kenyataan,sehingga mengabaikan hal yang tak kalah pentingnya,yakni hati nurani kita

Cara Sederhana Menjaga Nurani Tetap Bersih

Untuk menjaga agar hati nurani kita tetap dapat menjadi tempat kita berkaca diri,sesungguhnya sangat sederhana,yakni  jujur dan jangan hidup dalam ke pura puraan. Cuma itu saja?  Benar cuma itu saja.  Bercerita tentang diri kita apa adanya,tentang kelebihan dan kekurangan diri kita. Sehingga orang tidak akan kecewa pernah mengenal kita.Apalah artinya mendapatkan popularitas diri yang semu,seakan diri kita paling hebat,paling pintar dalam banyak hal,padahal kehidupan pribadi kita jauh panggang dari api? 

Kalau kita jujur,maka kita dapat menikmati: 

  • tidur nyenyak
  • makan enak 
  • hati tenang dan damai
  • disayangi orang banyak 

Ada cara yang mudah untuk menikmati hidup tenang dan damai,mengapa harus mencari jalan berliku liku?

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun