Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menemukan Permata Tak Ternilai

15 Januari 2021   09:33 Diperbarui: 15 Januari 2021   09:39 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akan Menjadi Kenangan Abadi

Yang dimaksudkan dengan "permata" tentu saja bukan semata mata harus berhubungan dengan intan berlian  atau batu permata yang bernilai ratusan juta rupiah. Karena pengertian "permata" dalam arti yang luas adalah "sesuatu yang amat bernilai",bahkan mungkin saja tidak ternilai. Misalnya bagi orang tua, anak anaknya adalah "permata hati" yang tak ternilai. 

Demi mempertahankan "permata hati" ini, orang tua siap untuk mengorbankan hidupnya seandainya dituntut oleh keadaan. Nah, walaupun saya kuliah dijurusan bahasa Indonesia, tapi itu tahun 65 an dan sudah banyak ketinggalan dalam hal berbahasa Indonesia yang baik dan benar, maka saya tidak akan melanjutkan lagi membahas akan arti dan makna "permata".

Kembali ke Judul

Dari berbagai latar belakang Penulis di Kompasiana yang telah ikut berperan dalam menerbitkan buku kolaborasi 150 Kompasianers Menulis ini,kita semua tahu dari profile masing masing bahwa begitu banyak dan dalam perbedaaannya. Antara lain:

  • Dari segi usia yang berusia belasan tahun hingga 70 tahun lebih
  • Dari sisi latar belakang pendidikan mahasiswa hingga professor
  • Dari segi  profesi mulai dari guru buruh hingga pengusaha dan profesional
  • Dari segi gender terdiri dari wanita dan pria
  • Dari segi agama terdapat biarawan dan rohaniwan dari berbagai latar belakang agama
  • Dari segi asal muasal terdiri dari para Penulis dari seluruh pelosok Nusantara hingga yang domisili di luar negeri
  • Dan seterusnya yang mungkin para sahabat Kompasiana berkenan melengkapinya

Bukti Bahwa Karya Tulis Dapat Menyembatani Semua Perbedaan

Rasa syukur yang mendalam, akhirnya impian untuk mengabadikan 150 tulisan Kompasianer dari berbagai latar belakang berbeda sudah lengkap terkumpul. Tercatat dari daftar yang dikirimkan oleh pak Ikhwanul Halim,ada 154 tulisan yang sudah terkumpul per tanggal 14 Januari 2021 yang merupakan deadline penerimaan artikel.

Walaupun bukan sebuah karya tulis yang spektakuler,tapi bagi saya sungguh merupakan sebuah "permata tak ternilai".Karena tidak mudah mempersatukan 150 orang Penulis yang berbeda dalam begitu banyak hal dan latar belakang. 

Ternyata melalui kebersamaan kita di Rumah Kita Bersama yang bernama Kompasiana ini, impian tersebut jadi nyata. Dan diharapkan bulan ini sudah akan dapat diterbitkan dan selanjutnya, masing masing Penulis menunggu kiriman tiba di rumah masing masing.

Mohon dipastikan alamat yang diberikan sudah lengkap dan pas Photo juga sudah terkirim. Karena buku dicetak terbatas, sehingga seandainya karena penulisan alamat tidak tepat dan buku tidak sampai ketangan Penulisnya, maka mohon maaf tidak ada buku penggantinya.

Terima kasih kepada Admin Kompasiana yang telah memfasilitasi agar impian ini dapat terwujud dan tentu tak lupa terima kasih tak terhingga kepada semua sahabat Kompasianer yang telah ikut berkontribusi. Dan kepada pak Ikhwanul Halim yang telah memberikan dukungannya dengan sepenuh hati

Salam hangat dalam kasih,

Tjiptadinata Effendi 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun