Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setiap Penulis Bisa Mencapai Tingkat Maestro

16 Januari 2021   13:32 Diperbarui: 16 Januari 2021   13:35 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begini Logikanya

Mungkin ada yang berpendapat untuk menggapai peringkat MAESTRO di Kompasiana adalah suatu hal yang mustahil. Karena harus mencapai point 250.000 .Tapi kenyataannya saya bisa. Dan logikanya,bila ada Penulis yang bisa mencapainya,berarti secara prinsip semua Penulis mendapatkan kesempatan untuk mencapai tingkat Maestro.     

Lagi pula saya butuh waktu delapan tahun untuk dapat meraih tingkat Maestro ini, bukan dalam hitungan minggu atau bulan. Seandainya saya hanya butuh satu bulan untuk mencapainya, maka bolehlah saya mendapatkan sanjungan.

Tapi butuh waktu 8 tahun ,yang kalau dikalkulasikan 8 X 365 hari atau sama dengan 2.920 hari,sehingga sesungguhnya tidak ada hal yang istimewa.

Hingga saat ini belum dapat memastikan,apakah hanya saya satu satunya merupakan Kompasianer pertama yang mencapai tingkat Maestro karena boleh jadi sudah ada  Kompasianer yang lebih Senior yang sudah meraihnya. Karena dari Admin belum pernah ada pengumuman resmi' Yang sering diumumkan adalah Penerima K Reward dan Penulis Terpopuler atau Teraktif selama tahun 2020.

Tapi siapa saja yang sudah mencapai tingkat Penjelajah, Fanatik ,Senior atau Maestro,setahu saya belum pernah ada pengumuman resmi. Mungkin karena hal ini dianggap tidak terlalu penting,karena hanya merupakan status secara lokal di Kompasiana

Logika Untuk Meraih Tingkat Maestro

Kalau di anggap secara rata rata Penulis di Kompasiana menulis selama tahun, dan pada saat saya mencapai Maestero setelah  8 tahun bergabung di Kompasiana. Maka secara teoritis bila terus menulis secara konsisten 8 tahun lagi Kompasianer yang hari ini berstatus Centang Hijau akan berhasil meraih tingkat Maestro. Yang dibutuhkan adalah tekad untuk menulis secara konsisten dan menghindari menulis dengan menerapkan :

  • gaya lumba lumba
  • gaya firework
  • gaya kapan kapan saja 
  • gaya impian semusim

Yang dapat diuraikan secara ringkas

  1. Gaya menulis " Lumba lumba ",maksudnya  muncul sesaat dan kemudian menyelam lama 
  2. Gaya menulis  "Fireworks  "adalah begitu muncul.orang terkagum kagum membaca tulisannya,tapi hanya sesaat untuk kemudian hilang
  3. Gaya menulis "Kapan kapan saja"  adalah penulis yang menulis kapan lagi in the mood
  4. Gaya menulis "Impian semusim" adalah yang sibuk menulis dikala lagi Pilpres atau Pilkada

Bagi saya menulis itu adalah ibarat orang makan nasi,yakni :"kebutuhan " .Bedanya kalau makan nasi adalah untuk memenuhi kebutuhan phisik,sedangkan menulis adalah kebutuhan jiwa . 

Ibarat makan walaupun lagi sakit gigi atau sariawan, tetap saja kita makan walaupun tidak sebanyak kalau lagi sehat. Begitu juga bila menulis adalah kebutuhan jiwa,maka kita tetap menulis,tanpa tergantung pada mood atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun