Jangan Sampai Merasa Serta Merta  Jadi Orang Penting
Untuk dapat menjadi sahabat orang banyak dibutuhkan jembatan yang menghubungkan dua sosok yang berbeda latar belakang sosial, bahkan boleh jadi berbeda suku dan agamanya. Bahwa banyak orang yang hanya mau berteman dengan orang yang dinilainya "selevel" dengan dirinya, biarkanlah hal tersebut menjadi urusan masing-masing. Yang ingin kita bahas di sini adalah bagaimana menjembatani perbedaan yang ada?
Saya dan isteri sudah mengelilingi hampir seluruh wilayah Nusantara. Jadi kalimat "Dari Sabang hingga Merauke" bukan hanya sebatas slogan, tapi benar-benar kami jalani secara aktual. Sebelum mulai melakukan penjelajahan berkeliling Indonesia, kami sudah memiliki "password" untuk dapat menjalin hubungan persahabatan dengan  beragam suku yang berbeda latar belakang sosial dan agama. Kami bersyukur selama belasan tahun menjelajahi hampir 150 kota di tanah air dan berinteraksi dengan warga setempat, belum pernah sekali juga kami ditolak. Bahkan kami bukan hanya sebatas berkenalan, tapi sudah menjadi sahabat dan masih terus belangsung hingga kini. Hubungan persahabatan kami yang sudah berlangsung belasan tahun lalu, tidak lapuk dimakan waktu. Passwordnya hanya satu, yakni "Rendah Hati".
Setinggi Apapun Pencapaian Kita Tetaplan Rendah Hati
Entah karena lagi kejatuhan bulan di pangkuan atau mungkin dapat duren runtuh, ya disyukuri saja. Jangan sampai membuat kita menjadi lupa diri. Karena keberhasilan atau katakanlah kekayaan yang kita bangga-banggakan, boleh jadi bagi orang lain, hanya uang recehan. Atau boleh jadi kita bersahabat dengan pejabat tinggi? Tetaplah rendah hati. Karena bersahabat dengan orang penting, tidaklah secara serta merta menjadikan kita orang penting.
Hanya sebuah renungan di akhir pekanÂ
Tjiptadinata Effendi