Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepotong Cinta Dibagi Tiga?

15 Desember 2020   07:38 Diperbarui: 15 Desember 2020   07:41 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: deposithophotos.com

Bukan  Kisah Cinta Segitiga

"Don't judge the book by it's cover",sudah sangat sering kita dengar dan pahami maksudnya. Yakni mengingatkan kita ,bahwa jangan buru buru mengambil kesimpulan,hanya dengan membaca judul dari sebuah buku. 

Yang dapat dijadikan kilas balik dalam setiap ruang kehidupan yang dijalani,yakni jangan cepat cepat menghakimi,sesuatu yang belum kita pahami . Nah, karena itu,judul :"Sepotong cinta dibagi tiga " ini,sama sekali tidak ada hubungannya dengan :"Cinta Segitiga " seperti yang sering ditayangkan dalam Sinetron .Karena "cinta "disini  adalah cinta antara kami sebagai orang tua ,terhadap ketiga orang anak anak kami

Berbagi Cinta Terhadap Ketiga Anak Anak Kami

15 tahun lalu,putera pertama kami menawarkan :" Papa dan mama hobi mancing. Kalau mau ,saya akan bangunkan rumah di daerah Mandura ,di tepi pantai. Kebetulan saya punya sebidang tanah disana" .Bagaimana perasaan kami sebagai orang tua? Tentu saja langsung berbunga bunga . 

Tapi mengingat bahwa di Jakarta ada putera kedua kami dan di Wollongong ada putri kami,maka kami sampaikan kepada putra pertama ,"Papa mama senang sekali,tapi karena karena mau mondar mandir ke Jakarta dan Wollongong.sayang sekali ntar rumah yang dibangun,tertinggal karena kami akan sering berpindah pindah" 

Di Jakarta,putra kedua kami mengatakan :" Papa mama.kamar untuk papa mama sudah direnovasi. Jadi kapan balik ke Indonesia,langsung saja menginap disini. 

Apartement itu dijual saja ,karena maintenance lumayan besar jumlahnya. Tapi  kami memutuskan untuk tidak menjual apartement mungil yang tersisa,karena kalau kami pulang ke Jakarta, adik adik datang bertamu hingga larut malam. Jadi tidak mungkin kami menginap dirumah putera kedua kami,karena akan menganggu kehidupan privasinya,bila adik adik dan teman teman datang bertandang bolak balik untuk menemui kami.

Nah,ketika kami  kerumah puteri kami di Wollongong,kata puteri kami:" Papa mama ,ini kamar untuk papa mama.tapi ya seadanya saja. Gimana papa mama?

Bahagianya Dicintai Anak Anak

Walaupun kedua putera dan puteri kami sudah berkeluarga dan bahkan putra pertama sudah punya 2 orang menantu,mereka tetap adalah anak anak bagi kami berdua. Betapa bersyukurnya kami berada dalam kasih sayang ketiga orang buah hati kami. Walaupun terkadang ,merasa sedih, saat puteri kami mengatakan sempat mengurus G2G pass,agar kami dapat berkunjung ke Wollongong,tapi ternyata resikonya,bila kami nekad ke sana,bila kembali ke Perth harus jalani 14 hari self quarantine ,sehingga kami batal berkunjung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun