Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Sampai Kita Lupa Akan Jasa Para Pahlawan

10 November 2020   04:51 Diperbarui: 10 November 2020   05:25 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: Taman Ratapan ibu di Payakumbuh -Sumbar ./dokumentasi pribadi

Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Jasa Pahlawan Mereka (Bung Karno)

Sudah berapa banyak tugu pahlawan yang pernah kita kunjungi ? Sebuah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban,karena jawabannya ada dalam hati setiap orang. Hari ini ,10 November ,2020 ,bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan  .Dan sebagai salah satu dari 254 juta orang Indonesia ,saya ingin menunjukkan bahwa walaupun tinggal jauh di negeri orang,tapi tak pernah melupakan tanah airnya . Ingat tanah tumpah darah,tentu kami tetap ingat jasa para Pahlawan kita ,

Karena itu,melalui tulisan sederhana ini,ijinkanlah saya menampilkan beberapa Tugu Pahlawan yang pernah kami kunjungi.Antara Lain:

dokpri
dokpri
Tugu Pahlawan Tak Dikenal

5 Maret 1950- Perjuangan Padang dan sekitarnya- Achirnya Pinang pulang ketampuknya-Dirajakan dengan perasaan gembira-Akan djadi peringatan bangsa Negara Republik Indonesia,idaman sutji-Genggam teguh abadi

dokpri
dokpri
Jembatan Ratapan Ibu 

Ratapan Ibu ini menjadi terkenal, karena merupakan saksi bisu dari sejarah perjuangan anak anak bangsa di kota kecil ini. Dimana mereka yang tertangkap, dijejerkan dipinggiran Batang Agam. Ditembaki dan kemudian tubuh tubuh mereka terkulai dan terlempar kedalam sungai ini. Sementara ibu ibu yang sudah melahirkan dan membesarkan mereka, hanya bisa pasrah meratapi putra putra tercinta mereka dicabik cabik peluru penjajah

Menurut catatan pada prasasti. Jembatan ini dibangun pada tahun 1818. Memiliki panjang 40 meter dengan arsiktektur gaya tempo doeloe, jembatan yang dibangun tanpa konstruksi dari besi beton ini melintang tepat diatas sungai Batang Agam. Sekaligus menghubungkan antara Pasar tradisional Payakumbuh dan Nagari Batang Tabik.

dokpri
dokpri
Lobang Jepang di Bukittinggi

Menurut sejarahnya dibangun pada tahun 1942 Disamping itu Lubang Jepang dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang, dengan panjang terowongan yang mencapai 1400 m Menapak kaki di lorong sempit dan gelap ini,tentu bukan untuk mendapatkan rasa horor yang mendebarkan,serta membuat bulu kuduk berdiri. Melainkan ,untuk mengingatkan kita ,bahwa kemerdekaan yang kita nikmati saat ini,sama sekali bukan hadiah dari penjajah,melainkan hasil  pengorbanan para pendahulu kita. Mereka mati, agar kita bisa merasakan hidup dalam alam kemerdekaan

dokpri
dokpri
 Rumah Bung Hatta di Bukittinggi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun