Sebuah Pelajaran Hidup Yang Berharga
Sebelum pandemi covid 19,kami berkesempatan pulang ke tanah air. Selama berada di Indonesia,seluruh hari padat dengan berbagai acara. Kalau bukan mengunjungi sanak keluarga dan sahabat lama, ya saling mengundang makan siang atau makan malam.Â
Selama satu minggu Restoran Sari Minang yang berlokasi di Juanda,ruang VIP kami kontrak untuk makan siang dan makan malam .Mengingat sahabat dan kerabat kami, berbeda komunitas dan berbeda cerita hidup.Â
Kalau dipadukan,di samping ruangan akan sesak,juga akan menciptakan suasana yang kaku,karena berbeda komunitas.
Akhirnya,kami bagi dalam 12 kali tahapan,makan siang dan makan malam. Dan seluruh kursi terisi penuh. Tentu saja merupakan sebuah kebahagiaan bagi kami,karena hal ini membuktikan bahwa sahabat dan kerabat kami,masih tetap menghargai kami ,seperti dulu
Tiba Giliran Diundang Santap Malam
Disisi lain,sebagai konsekuensi logisnya,bila orang mau datang memenuhi undangan kita,maka tentu adalah sangat wajar dan pantas,kita juga membalas kunjungan bila diundang.Â
Maka suatu malam kami diundang makan oleh salah seorang sahabat kami di salah satu restoran mewah di pusat kota Jakarta. Sejujurnya,kalau saya tidak akan berani mengundang teman teman di restoran tersebut,karena terbayang,perorang sekitar 150 ribu rupiah .Tapi karena sahabat saya seorang Pengusaha,ya No problem baginya.
Ternyata diantara para undangan ,tampak ada undangan VIP, seorang pejabat tinggi. Tapi bagi kami berdua sama sekali tidak ada masalah,karena sewaktu masih menjadi Pengusaha,kami sudah terbiasa makan bersama Gubernur dan Menteri. Tetiba sedang enak bersantap, undangan VIP tersebut terbatuk batuk.Â
Dan semua mata memandang ke arahnya. Tampak jari tangannya mencoba menarik sesuatu dari mulutnya yang penuh dengan makanan. Ternyata selembar rambut!
Semua yang hadir,mendadak kehilangan selera makan. Walaupun rambut hanya satu lembar . Manager restoran dipanggil . Dan kasak kusuk,semakin merusak suasana,Â