Mayoritas Penulisnya Mengalami Kesurupan Berantai
Sejak dari kemarin,tanda tanda bahwa something wrong is happened di Rumah Bersama yang bernama Kompasiana,sudah mulai terasa.Tidak biasanya Para penulis yang biasa menulis puisi indah dan menyejukan hati ,tetiba bercerita tentang pocong. Tanda tanda tak lazim ini awalnya tampak pada sosok jomblo ganteng yang bernama Ozy. Yang menulis tentang Pocong Jomblo.. mungkin mas Ozy terinspirasi mendapatkan kunjungan dari pocong cewek yang cantik jelita  Sebagai informasi dari sumber yang sering memperdaya , pocong cewek di era mileneal ini ternyata beda banget dengan pocong tempo dulu. Di era mileneal ini pocong cewek mengenakan pakaian mini dan pesolek lagi ,serta tak lupa  menggunakan parfum yang kental bau menyan..Â
Kesurupan tak terbendung,bagaikan pandemi covid, menular kepada  sosok penulis bernama Ridwan  ..lalu  mas Yoga Prasetyapun larut dalam kesurupan ...eee pak Budi juga kena ...mbak Desy Pangapul.. mas Ahmad Indra..dan lalu kondisi para penulis sudah tidak terkendalikan lagi..
Bahkan ,selanjutnya,giliaran : pak Nursalam yang biasanya kalem ee tetiba kena juga,menyusul pak Mochammad Syafei. dan...kesurupan ternyata tidak mengenal jarak.Buktinya pak Gobin yang domisili di Philipina juga tak luput kena getahnya. Wuoooh. berikut nama nama yang menyusul mbak Swarna dan mas Elang yang biasa terbang tinggi eee kena ilmu pelet juga..Hal ini telah menimbulkan kegaduhan nasional bahkan bisa jadi menjadi kegaduhan international dan masuk ke Guiness book of records. tentang kesurupan massal yang melalap habis para penulis di Blog terbesar sejagat raya ini
Apa yang ditakutkan itupun terjadi ,yakni kesurupan massal
Sejak dari pagi buta,karena memang diluar lagi gelap,hujan turun dengan sangat lebat. Langit bagaikan kehilangan keseimbangan ,lalu mulai mengamuk..Suara guntur mengelegar hingga dinding bergetar dan menimbulkan suara yang mengerikan. Cangkir kopi hangat yang sedang dalam perjalanan singkat menuju ke mulut saya tetiba bergoyang . Terasa seakan ada tangan gaib yang ingin ikut menikmatinya..Dan ketika cangkir kopi beradu dengan bibir saya,ternyata isinya kosong. Padahal secercah rasa kopi belum sempat singgah .Tentu saja saya sangat kaget. Terpikir jangan jangan ini Pocong jomblo ,salah alamat. Masa kakek yang sudah punya 11 cucu ,mau disasar juga? Maka saya langsung ,keluarkan jurus :" Naga emas menyapu rembulan" Dan ...anehnya.. cangkir kopi yang tadi jelas sudah kosong,tetiba penuh lagi dengan kopi hangat....Tapi ketika saya mencoba mereguknya,kembali isi cangkir kosong melompong...Wah ,jadi semakin tegang ,bagaikan listrik tegang tinggi.Â
Semakin was was..
Dan ketika menyaksikan sekeliling ternyata kesurupan massal telah merasuk kehampir seluruh penulis di Kompasiana. Maka saya mencoba mengaktifkan ilmu penerawangan yang saya dapatkan sewaktu bertapa di gunung Mahameru...hmmm ternyata semuanya ini gegara  Sang Peramal dari Timur .. siapa lagi kalau bukan pak Rudy Gunawan ! Dalam penerawangan ,dengan sangat jelas dan meyakinkan ,wajah Sang Peramal tampak sedang komat kamit baca mantera memanggil setan dan roh gentayangan..Â
Ternyata ,akibat dirayu rayu oleh pak Rudy Gunawan,yang datang bukan hanya hantu jomlo,tapi segala macam kuntilanak,pocong ,palasik kudung  dan sebagainya mulai datang dan merasukki para penulis yang lagi iseng . Lalu kemana Filsuf Khrisna ?  Pak Felix Tani ? jangan jangan dalam diam .... ?  Dan gimana dengan Admin Kompasiana ?  Ah tidak tega saya membayangkan...jangan jangan semuanya juga kesurupan ?Â
Akibat kesurupan massal ini,saya menderita kerugian, setidaknya,secangkir kopi tumpah  Tapi bersyukur saya tidak ikutan ambil bagian dalam kesurupan masal ini,yang dalam waktu singkat sudah viral.bahkan di ekspose di berbagai media internationalÂ
catatan: Â saya tidak mau mohon maaf bila terdapat kesamaan nama dalam tulisan ini,karena memang sengaja saya tuliskan.Â