Tergantung Mesra Dengan Siapa
Mengumbar foto foto mesra bersama pasangan,agaknya sudah terlanjur memiliki konotasi yang negatif. Â Begitu mendengarkan kata:"mesra" orang yang fondasi imannya kurang kokoh ,langsung menutup telinga.Karena kuatir imanya goyah,kayak gigi yang sudah ompong. Apalagi bilamana bukan hanya sebatas kata,tapi sekaligus disertai foto foto yang aduhai dari sepasang kekasih. Â Tanpa merasa perlu membaca, apalagi menyimak,terus menjatuhkan vonis:" pamer kemesraaan itu dosa !"
Padahal Ada Sisi Positif dari Foto Mesra Tersebut, asal saja :
- yang bermesraan itu adalah suami isteri yang sah
- mesraan dimaksud adalah mesra yang  tidak sampai merontokkan iman orang
- mesra yang tidak melanggar tata krama dan etika ketimuranÂ
Tentu saja tidak ada yang mengharuskan untuk pasangan suami isteri pamer kemesraan dimedia sosial.Tapi sebagai salah satu cara untuk menerapkan hidup berbagi ,bisa saja tidak hanya dengan tulisan ,tapi juga dilengkapi dengan foto foto pendukung.Â
Sebagai salah satu cara untuk menunjukkan bahwa walapun jauh dari sebutan sempurna,tapi setidaknya memberikan gambaran,bahwa kemesraan itu tidak hanya milik orang yang lagi mabuk cinta,Dan juga bukan hanya bagi pasangan muda mudi,tapi kemesraan adalah milik pasangan Opa dan Oma dalam menikmati perjalanan hidupnya
Bahwa kemesraan dalam hidup pernikahan bukan mengumbar kata kata cinta,melainkan membuktikan cinta dalam prilaku dan tindakan nyata. Kalau bukan kita yang saling membahagiakan pasangan masing masing ,siapa lagi? Â Percuma hidup seratus tahun,bila hidup hanya diisi dengan saling melukai hati pasangan masing masing. Benar nggak ya teman teman ?
Tjiptadinata Effendi