Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta Itu Menyenangkan, tapi Tidak Mengenyangkan

21 September 2020   20:00 Diperbarui: 21 September 2020   20:10 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perbedaan Cinta Sebelum Menikah dan Sesudah Menikah

Cinta sebelum menikah kalau boleh dianalogikan adalah ibarat berjalan diatas carpet. Rasanya nyaman banget karena kaki tidak menginjak lantai yang dingin dan tidak akan menginjak krikil tajam. 

Tapi setelah masa honeymoon selesai dan harus memasuki kehidupan yang sesungguhnyanya, baru sadar bahwa cinta sebelum menikah memang beda banget dengan cinta sesudah menikah.

Sadar bahwa cinta itu memang menyenangkan, tapi tidak mengenyangkan. Sebelum menikah, satu satunya keinginan bagi sepasang muda mudi yang lagi jatuh cinta adalah selalu berada bersama sama, Tapi setelah berkeluarga baru sadar bahwa hidup saling mencintai itu memang sangat menyenangkan, tapi ternyata tidak bisa mengenyangkan. Agar dapat menikmati cinta dan kebersamaan, dibutuhkan uang. Dan agar dapat memiliki uang orang harus bekerja keras. 

Menikah Berarti Siap Untuk Saling Mengikat Diri

Dalam arti kata, baik suami maupun isteri sudah bukan lagi manusia bebas seutuhnya seperti sebelum menikah. Mau kemana  saja harus saling memberi tahu, Siap untuk kehilangan hobi yang biasa ditekuni dan sudah tidak memungkinkan lagi, nonton bola dirumah teman dan baru esok harinya pulang. 

Begitu juga dengan isteri, sudah tidak mungkin lagi sikit sikit ngambek dan pulang kerumah orang tua. Cinta sesudah menikah adalah cinta yang penuh kesadaran dan kesabaran. 

Suami dan isteri selangkah demi selangkah sudah harus mampu membuang semua kebiasaan lama dan menggantikannya dengan "new normal" sesuai dengan kondisi. 

Kalimat "Ini milik saya  dan itu milikmu" sudah harus diganti dengan "milik kita bersama" Begitu juga kalimat "itu tugas kamu dan ini tugasku" menjadi "Ini tugas kita bersama sama"

Menyatukan pendapat dua orang  tidak semudah seperti dibayangkan saat sebelum menikah. Baik suami maupun isteri harus mau menanggalkan egoisme dan diganti dengan rasa cinta yang setulus hati. Ketika pada waktu bersamaan, antara suami dan isteri beradu kepentingan nah kepentingan siapa yang akan didahulukan

Perlu Tenggang Rasa Antara Suami Isteri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun