Mohon Maaf Saya Bukan Pendeta dan juga Bukan Uztad
Sebelum dimarahin  orang banyak,maka saya awali tulisan saya dengan pengakuan sejujurnya,bahwa saya bukan Pendeta dan juga bukan Uztad. Bahkan kalau menilai diri saya sendiri,jauh dari sebutan tipe  orang yang agamis. Pertama saya tidak hafal ayat ayat Kitab Suci.Kedua saya tidak pernah memakai asesoris yang menunjukan saya beragama atau tidak .Â
Ketika,saya tidak pernah mengajarkan orang ,bagaimana cara berdoa yang baik. Tulisan ini hanyalah sekedar berbagi secuil pengalaman hidup,bahwa ternyata berdoa ataupun bermeditasi dengan memejamkan mata, terasa jauh lebih khusuk dan hikmat
Kembali ke Judul
Mengapa bisa terjadi hal demikian? Apa bedanya  antara berdoa dengan mata terbuka dan  berdoa dengan mata dipejamkan? Nah,menurut pengalaman saya pribadi.bila berdoa dengan mata terbuka,maka apa saja yang masuk dalam daya tangkap lensa mata kita,langsung dikirim beritanya keotak .Dan secara otomatis otak akan bekerja menerjemahkan: "gambar apakah itu?" Misalnya,saat sedang berdoa,saya melihat sekilas ada bayangan sesuatu dibalik jendela kaca .
Terus mata mengirimkan berita ke otak dan sesaat kemudian otak merespon: "jangan jangan ada orang yang mengintip". Maka pada detik itu,doa saya terputus,karena pikiran saya sudah terbelenggu oleh pemikiran: "Jangan jangan ada orang yang mau masuk kerumah" Dan otomatis doa saya buyar ,walaupun mungkin saya berusaha terus berdoa dengan mulut komat kamit,tapi tidak  ada lagi merupakan doa yang sesungguhnya.
Memejamkan Mata Membuat Kita Lebih Mudah Fokus
Dengan memejamkan mata,baik sewaktu bermeditasi,maupun saat berdoa,menurut saya,merupakan jalan terbaik agar dapat fokus dalam doa. Memejamkan mata,membuat hati kita tidak terdistorsi oleh pikiran kita . Ini jugalah sebagnya ,orang tidak mungkin bisa tertidur dengan mata tetap terbuka,karena berbagai gerakan yang tertangkap lensa mata,akan dikirimkan secara otomatis ke otak dan Otak akan berkerja menjawab input yang masuk.Â
Karena itu saya tidak mampu berdoa panjang panjang,apalagi sampai satu jam. Karena begitu pikiran saya menerobos hati yang sedang khusuk berdoa,maka doa saya sudah terputus .
Percumalah mulut saya komat kamit,bila segala macam problema hidup sudah merusak suasana hati . Kalaupun saya terus mencerocos, sesungguhnya apa yang saya lakukan tidak lebih berharga dibandingkan saya memutar kaset. Karena doa yang terbit dari pikiran akan menghasilkan doa politik dan berusaha tawar menawar dengan Tuhan