Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inilah Wajah Kompasiana di Era New Normal

14 Agustus 2020   19:43 Diperbarui: 14 Agustus 2020   19:48 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : dokumentasi pribadi

Sudah Banyak yang Berubah 

Sejak sebulan lalu, walaupun tidak pernah menamakan diri sebagai Pengamat  Sosial, tapi saya memperhatikan ada yang berubah dari Kompasiana. Dan puji syukur kepada Tuhan, perubahan tersebut sangat positif. Satu langkah besar telah mewarnai lalu lintas artikel di Rumah Bersama ini yakni dengan diterimanya humor di tempat yang layak.

Hal ini tak lepas dari keberanian pak Felix Tani dan Pak Rudy Gunawan yang merupakan tokoh-tokoh Spiritual di era mileneal ini, khusunya bagi penghuni Rumah Gadang ini. Yang konon jumlah penduduknya sekitar 300 ribuan jiwa, yang terdiri dari anak sekolahan, guru,dosen dan Proffesor sekelas Pak Felix Tani dan orang nomor 1 di dunia yang menerima wewenang untuk meramal dan meramu nasib orang, yakni Sang Peramal Rudy Gunawan. Kondisi ini semakin komplit ketika Khalil Gibrannya Kompasiana Katedrajawen ikut mengambil bagian secara proaktif.

Awalnya Saya Keder

Sejujurnya, tanpa ditambah hehehe, awalnya saya keder mau menulis humor karena rasa kuatir tidak akan mendapatkan tempat. Tapi setelah menyaksikan dengan mata kepala dan telinga sendiri, artikel Prof Felix Tani dan pak Rudy Gunawan ternyata mendapatkan tempat yang layak di sisi Admin, maka saya merasa di dorong-dorong yang kalau bahasa kerennya termotivasi untuk ikut menulis humor. Tapi kemudian saya tunda karena terpikir oleh saya, Pak Felix Tani itu kan Professor dan Pak Rudy Gunawan titelnya berbaring mengalahkan gerbong kereta api. 

Nah,saya gimana? Ijazah PHD sudah terlanjur saya jadikan pembungkus kacang, kalau nggak masih bisa saya gunakan untuk membanggakan diri bahwa cakep cakep begini, saya juga PHD lho.

Kembali ke Judul

Dengan diberikannya ruang hidup bagi artikel humor, telah menghadirkan suasana segar dalam dunia tulis menulis di Rumah Besar kita bersama ini. Kompasianers tidak lagi terpancang oleh issu-issu negatif yang sedang kencang bertiup, karena  lebih nikmat hidup menikmati rasa humor, ketimbangn dijejali oleh suasana permusuhan dan perpecahan yang kelabu.

Suasana ceria ini telah menebarkan energi positif bagi para Kompasianers dan dapat dibuktikan dengan membaca komentar yang dibumbui dengan ketawa hehehe atau hahahah. Yang lebih dibanggakan adalah dalam saling bercanda antar sesama Kompasianers, tidak satupun artikel yang kebablasan hingga menyinggung siapapun. Tanpa terasa semua sekat sekat yang mungkin masih tersisa dengan adanya angin segar dalam rasa humor ini semuanya sekat mulai lenyap 

Hal ini semakin meneguhkan tekad kami untuk terus menulis di Kompasiana .Bagaimana menurut sahabat Kompasiana?

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun