Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akrab dengan Anak tak Ada Batasan Usia

13 Agustus 2020   22:00 Diperbarui: 13 Agustus 2020   22:02 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: merangkak di bukit karang yang tajam, Saya berbaju putih dan dikawal putra kami berbaju merah dan cucu kami berbaju biru/dok pri

Hidup Tanpa Dinding Penyekat Dengan Anak Hingga Mereka Dewasa
Teman teman kami sering bertanya ,bagaimana caranya ,kami bisa akrab dengan anak anak,padahal mereka sudah berkeluarga. Bahkan tidak hanya sekedar makan bersama, tapi juga berolah raga bersama dan bermain serta bercanda. 

Sesungguhnya tidak ada rahasia apapun. Semuanya berjalan secara alami. Sejak anak anak masih kecil,mereka tidak pernah kami tinggal ,kalau kami lagi travelling. Kalau kondisi keuangan belum memadai untuk membawa anak anak ikut serfa, maka kami memilih untuk menunda perjalanan kami. Anak anak hanya kami tinggalkan,ketika saya harus di operasi di Mount Elisabeth di Singapore .

ket.foto: bersama istri,anak mantu dan cucu cucu serta mantu cucu/dok pri
ket.foto: bersama istri,anak mantu dan cucu cucu serta mantu cucu/dok pri
Anak Anak Menyimpan Memory Hingga Mereka Dewasa
Mendidik anak dengan cara nyinyir pada mereka, rasanya hanya akan buang waktu. Cara paling baik dan efektif adalah memberikan contoh dan bukti kepada mereka, bahwa kita menyayangi mereka.Bukan hanya dengan kata kata,tapi terutama dengan contoh teladan. Apa yang mereka rasakan dan alami, akan terekam dalam memory dan hingga dewasa mereka tetap akan ingat.

Karena itu, walaupun putra pertama kami sudah berusia 54 tahun dan anak anaknya dua orang sudah berkeluarga,tapi hubungan kami tetap seperti dulu. Kami diajak makan,main pingpong,main bowling, mancing bahkan menangkap Abalone ,serta main Drone. 

Begitu juga putra kedua kami di Jakarta sudah berusia 44 tahun dan anak anaknya sudah kuliah. Setiap kali kami pulang ke Indonesia ,pasti akan diajak makan bersama. Begitu juga putri kami,yang anaknya sudah kuliah,hingga saat ini masih tetap manja pada kami

ket.foto: diajak jalan ke pulau Tasmania,berjaket kuning adalah putra kami/dokpri
ket.foto: diajak jalan ke pulau Tasmania,berjaket kuning adalah putra kami/dokpri
Kami Tidak Pernah Minta Apapun Pada Anak Anak
Hal yang selalu kami jaga adalah untuk tidak pernah minta apapun pada anak anak kami. Tapi tanpa diminta,anak anak dengan senang hati memberikan kami segala kebutuhan kami,sesuai kemampuan masing masing. Dan sebagai orang tua,kami tidak menilai pemberian anak berdasarkan nilai nominalnya. 

Disayangi anak mantu dan cucu cucu ,serta mantu cucu,sungguh sebuah kebahagiaan tak ternilai. Hal ini mengingatkan kami,agar selalu bersyukur kepada Tuhan

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun