Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keluarga Besar Kami Terdiri dari Berbagai Suku

13 Agustus 2020   19:30 Diperbarui: 13 Agustus 2020   19:25 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: tahun lalu,cucu kami menikah dengan gadis asal Turki yang beragama Islam/dokpri

Belum Pernah Sekalipun Kami Berselisih Paham

Salah satu kebahagiaan bagi saya dan isteri adalah bahwa sejak kami menikah hingga kini, tidak sekalipun kami berselisih paham dengan sanak saudara dalam keluarga besar kami. Padahal dalam keluarga besar dari pihak orang tua saya dan dari pihak orang tua istri,terdiri dari berbagai  suku dan  budaya,serta  latar belakang.

Hingga saat ini, setiap kali kami berkesempatan pulang kampung seluruh keluarga besar menyambut kehadiran kami dengan sangat antusias. Padahal kami sama sekali tidak membawa oleh oleh bagi mereka. Bukan karena pelit, tapi karena tidak mungkin membagikan kepada semuanya secara adil, maka kami memilih untuk tidak membawa oleh oleh apapun ketimbang akan menimbulkan masalah,bila ada yang kelupaan. Untuk mengundang sanak keluarga, kami serahkan kepada adik adik dan keponakan. Pokoknya semua tanpa kecuali diundang . 

dokpri .
dokpri .
Mengapa Memilih Rumah Makan Padang?

Karena keluarga besar kami berasal dari berbagai suku antara lain:

  1. Orang Minang    
  2. Orang Nias            
  3. Orang Batak
  4. Orang Aceh
  5. Orang Jawa 
  6. Orang  Makasar
  7. Orang Tionghoa
  8. Orang Malaysia 
  9. Orang Jerman
  10. Orang Belanda
  11. Orang Turki
  12. Orang Italia
  13. Orang Australia
  14. Orang Amerika

Agama : Katholik, Kristen, Muslim, Budha dan Kong Hu Cu

Kata Kuncinya adalah Saling Menghargai

Setiap kali pertemuan, kami tidak pernah sekali juga membahas mengenai masalah agama dan poltik. Hanya bercerita tentang keluarga masing masing. Salah seorang cucu kami menikah dengan gadis asal Turki dan mereka hidup rukun dan damai  serta tinggal di Perth. 

Setiap kali acaara makan bersama. maka kami  saling bercanda. Saya dan istri walaupun merupakan Opa dan Oma dan yang paling tua dalam keluarga, tapi kaami tidak gengsi gengsian dalam bersikap. Kami bercanda dengan bebas, tapi anak mantu dan cucu cucu, kami tahu batasan untuk bercanda dan tidak bercanda secara berlebihan .

Kami bersyukur, puluhan tahun sudah berlalu tapi hubungan kami dengan seluruh keluarga besar tidak pernah menyurut termakan waktu. Ketika Hari Raya Natal, maka kami mendapatkan ucapan Selamat Natal dari berbagai arah dan bila tiba hari Raya Idul Fitri, kami selalu memberikan ucapan Selamat kepada sanak keluarga yang beragama Islam Begitu juga bila hari Raya Imlek. 

Kalau mau dipresentasi, maka sekitar 40 persen beragama Katholik dan Kristen  dan yang Muslim sekitar 40 persen, sedangkan yang beragama Budha dan Konghucu sekitar 20 persen. Kami memang berbeda dalam banyak hal, tapi hidup rukun dan damai selama puluhan tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun