Siapa suruh begitu mati matian bela belain menulis di Kompasiana? Apa sih yang diharapkan? Mengapa harus menyiksa diri,hanya untuk menulis di Kompasiana ? Apalagi setelah meraih Kompasianer of the Year 2014. "karir " di Kompasiana sudah berakhir dan jangan berharap akan ada lagi pernghargaan lainnya,karena hal ini sudah jadi ketentuan? Nah, mengapa tidak berhenti menulis ?
Sejujurnya,saya tidak berharap apa apa dari Kompasiana Bagi saya menulis adalah terapi jiwa dan sekaligus bagian dari ibadah ,untuk mengaplikasikan hidup berbagi. Cuma itu ? Sungguh,cuma itu  dan tidak ada yang lainnya. Kalaulah saya menulis karena mengharapkan sesuatu imbalan,maka saya tidak akan mampu bertahan selama hampir 8 tahun.Â
Hingga hari ini,artikel saya yang sudah terposting belum cukup 5000 tulisan. Target saya agar tepat pada tanggal 17 Agustus 2020 total tulisan saya menjadi 5000 agaknya tidak tercapai Karena hingga hari ini, total tulisan saya ,baru mencapai 4.950 judul Tapi setidaknya,pengalaman yang saya tulis ini,dapat menjadi motivasi bagi para Penulis Mileneal. jangan sampai menulis dengan semangat :"coca cola" ,yakni mengebu gebu dan sesaat kemudian redup dan padam
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H