Baru beberapa menit, sudah ada yang minta tambuah ciek. Maka akhirnya setiap kali masak Indomie, saya tsudah takar bagi mereka masing-masing dua bungkus. Â
Suatu waktu anak-anak ini datang dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Dan dengan senang hati saya melayani permintaan mereka akan mie. Karena menurut mereka, mie yang dimasak oleh ibu mereka nggak sama rasanya.Â
Tapi kali ini, setelah semua cucu angkat kami menghabiskan masing-masing dua bungkus dan tiba giliran untuk saya dan isteri, ee ternyata bandar tekor Persediaan indomie, cuma tinggal kardus kosong doang. Yaa dengan paksa rela, pagi itu kami puasa sarapan dan dirapel saja sekalian dengan makan siang.
Bercanda dengan anak-anak sungguh menghadirkan kegembiraan yang tak ternilai. Mereka semua masih polos. Hingga kini, setiap kali kontak via facebook, selalu mereka menyelipkan kata "I miss you Kong and Mak." Dirindukan anak-anak adalah sepotong kebahagiaan yang tidak ternilai.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H