Hingga Tersisa Sedikit Waktu Untuk Urus Diri dan Keluarga
Sepintas semangat peduli akan lingkungan,kedengarannya sangat baik dan manusiawi. Sementara tipe orang yang begitu sibuk mengurus diri mereka sendiri, sehingga tidak peduli akan keadaan tampaknya sudah terlanjur mendapatkan stigma negatif, yakni "Egois" Tetapi ternyata dalam memaknai dan mengaplikasikannya dalam kehidupan secara tanpa sadar telah terjadi penyimpangan dalam prilaku sosial. Yakni saking sibuknya mengurusi urusan orang lain,sehingga lupa akan tugas dan kewajiban mengurus diri sendiri dan keluarga.
Untuk membuktikan hal ini adalah sebuah kenyataan pahit,tak perlu kita berselancar di google ataupun menjadi Pemerhati lingkungan. Cukup sesekali nongkrong di kedai kopi.
Silakan simak apa saja yang dibahas disana. Rata rata orang minum kopi sambil membahas tentang masalah politik,masalah ekonomi nasional atau asyik menceritakan aib orang lain.Â
Padahal kesempatan tersebut ,merupakan momentum sangat berharga untuk mendapatkan informasi mengenai bisnis atau kegiatan yang dapat menghasilkan nilai tambah guna meningkatan kesejahteraan keluarga.Â
Masing masing orang tampil seakan dirinya adalah seorang penting yang sedang membahas kondisi ekonomi nasional.Padahal anak istri dirumah mengira ia sedang kerja keras untuk menafkahi anak istri.
Orang Australia Tidak Peduli Urusan Politik ataupun gosip gosip
Selama belasan tahun tinggal di Australia, saya tidak pernah mendengarkan mereka membahas masalah politik ataupun menghabiskan waktu untuk menceritakan aib orang lain.Â
Mereka sibuk kerja dari Senin hingga Jumat dan fokus pada pekerjaaan, Sedangkan hari Sabtu dan Minggu mereka manfaatkan untuk bersama keluarga.
Kalau mereka datang bertamu,maka topik yang dibahas adalah masalah hobi. Misalnya kemana memancing yang banyak ikannya. Atau kiat kiat menangkap Abalone dan hal hal yang perlu dihindari, demi menjaga keselamatan diri ,kalau ikut berburu Abalone. Atau mengajak camping bersama sama ,untuk mengisi waktu weekend dan hari Minggu.
Sejak SMA Anak Anak Sudah Kerja Paruh Waktu
Anak anak sejak dari kecil sudah dididik untuk mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat. Salah satu bukti, anak anak disini ,sejak SMA sudah erja paruh waktu, baik di toko roti ataupun di MC Donald. Dan hal ini memang diizinkan secara resmi Kalau di negeri kita,hanya anak anak dari keluarga kurang mampu yang kerja paruh waktu sambil kuliah.
Di sini anak anak bekerja bukan dengan pertimbangan,orang tua kurang mampu,melainkan untuk mempersiapkan anak anak sedini mungkin. Semua cucu cucu kami juga kerja sejak masih di SMA dan melanjutkan kerja paruh waktu walaupun sudah kuliah. Sehingga ketika mereka lulus,maka sudah menjadi tenaga kerja yang siap pakai. Sehingga tidak pernah terdengar ada sarjana yang menganggur kecuali memang ada kelainan.