Mari Kita Berbagi Kisah
Dalam perjalanan hidup ini, siapapun adanya diri kita, tidak pernah akan terluput dari masalah. Kalau masalah kecil, ya biasalah. Hari ini kejadian, dalam waktu dua tiga hari kita sudah melupakannya. Bahkan seandainya entah karena apa secara fisik kita terluka, walaupun pasti akan terasa sakit, tetapi setelah dibawa ke Pukesmas atau ke rumah sakit, maka dalam beberapa waktu akan sembuh.Â
Luka Batin Tak Tampak Kasat Mata, Tapi Bisa Membawa MautÂ
Kalau kita ditipu oleh orang yang tidak dikenal atau hanya sebatas teman, kita pasti marah dan sangat jengkel. Tapi selang beberapa waktu, kita sudah melupakannya karena hanya sebatas kehilangan uang atau materi. Tetapi bilamana yang menipu kita adalah orang yang dekat dengan kita, apalagi orang yang disayangi dan sudah dianggap sebagai anggota keluarga sendiri, maka rasa sakitnya akan terasa berlipat ganda. Bahkan tidak jarang melukai hati kita. Penyebabnya, belum tentu uang atau materi, boleh jadi kepercayaan yang kita berikan dengan sepenuh hati disalahgunakan.
Menyembuhkan luka bathin ternyata jauh lebih sulit ketimbang menyembuhkan luka fisik.
Tidak Ada Rumah Sakit yang Dapat Menyembuhkan Luka Batin
Bila hati kita yang terluka maka tidak ada rumah sakit manapun di dunia ini yang dapat menjahit dan mengobati luka hati, kecuali diri kita sendiri. Saya sudah mengalami semuanya. Tapi tidak mungkin saya tuliskan secara keseluruhan, karena akan menjadi satu jilid buku. Karena itu, saya mencoba menuliskan  satu dua pengalaman secara ringkas agar mendapatkan gambaran:
- Mengangkat seorang anak yatim piatu - dari pengangguran, saya berikan pekerjaan tetap, bahkan diberikan kepercayaan penuh, tapi ternyata kelak menghianati kepercayaan yang diberikanÂ
- memberikan kepercayaan kepada anak tetangga yang sejak dari kecil setiap hari bermain di rumah kami, tapi kelak juga menipu kami
- memberikan kepercayaan kepada sahabat baik, tapi kelak menghianati saya dan bahkan saya sempat menjadi buronan polisi dan kemudian ditahan seakan-akan diri saya adalah seorang penjahat.
Butuh waktu lama sehingga saya mampu berdamai dengan diri saya sendiri sehingga dapat memaafkan mereka semuanya. Karena luka hati sangat dalam, maka walaupun kelak saya sudah memaafkan mereka, tapi bukan berarti secara serta merta luka hati bisa bertaut.
Perjalanan Waktu yang Akan Menyembuhkan
Saya mencoba memetik hikmah dari seluruh kejadian yang menimpa diri saya dan kesimpulannya adalah :
jangan sampai overdosis memberikan kepercayaan karena kejahatan terjadi bukan hanya semata karena ada niat, tapi boleh jadi karena kesempatan yang kita biarkan terbentang di depan matanya.
Sudah memaafkan dengan sepenuh hati, tapi bukan serta merta kita mampu melupakannya karena untuk memulihkan luka batin yang menganga dibutuhkan waktu yang panjang.
Biarlah waktu yang akan menyembuhkan. Yang penting, jangan ada kebencian dan dendam tersisa dalam hati kita karena bila dibiarkan akan dapat menghancurkan hidup kita dan menutup jalan untuk dapat hidup berbahagia. Hidup tanpa dendam dan kebencian sungguh menghadirkan rasa sukacita di sepanjang perjalanan hidup kita.
Kita tidak mungkin dapat menyayangi semua orang, apalagi yang sudah pernah melukai hati kita. Yang dapat kita lakukan adalah "jangan ada kebencian dan dendam dalam hati kita", seperti quote:
"Hatred cannot be end by hatred, but by love"
Catatan: Semua yang ditulis di dalam artikel ini adalah pengalaman pribadi.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H