Percayalah di Mana Ada Kemauan, Pasti Akan Ada Jalan
Positif thinking atau selalu berpikiran positif tentu saja mutlak dibutuhkan bila kita ingin meraih cita-cita hidup kita. Karena positif thinking akan melahirkan rasa optimisme dalam diri kita. Rasa optimisme akan menghadirkan energi postif dalam membangun masa depan kita.Â
Saya jadi ingat akan pesan pak Jokowi sewaktu mendapatkan kesempatan makan bersama di Istana. Sejujurnya, yang diundang itu bukan saya dan isteri secara pribadi, melainkan Kompasiana sebagai sebuah komunitas penulis. Kami beruntung, pada masa itu Kompasiana di bawah pimpinan Pepih Nugraha dan mas Isjet, kami diikut sertakan dalam undangan makan siang bersama Jokowi di istana. Jadi kalau saya bilang, "Saya diundang makan siang oleh pak Jokowi," rasanya lucu banget dan menyebalkan. Emangnya saya ini siapa?Â
Nah, pada waktu acara makan siang tersebut, kembali saya beruntung, karena oleh mas Isjet dan mas Nurul, saya diberikan kehormatan duduk semeja dengan pak Jokowi. Jarak saya dengan pak Jokowi hanya sekitar 20 centimeter karena pada waktu itu belum ada aturan social distancing ataupun phsycal distancing. Saya semeja dengan para Petinggi dari Kompas Grup yang saya tidak ingat lagi namanya. Nah, setelah ngobrol sana sini pak Jokowi mengatakan kepada saya, "Pak, tolong sampaikan kepada teman-teman, tuliskan hal-hal yang bersifat optimisme, yang membangun semangat. Jangan tulis 'Ekonomi Indonesia anjlok'. Saya anti kata-kata, 'anjlok'".Â
Kembali ke Judul
Mengapa optimisme itu begitu penting dalam hidup kita? Karena tanpa adanya optimisme dalam diri, maka semangat juang kita dalam upaya mewujudkan berbagai impian hidup kita gampang menyurut, rapuh dan hancur berkeping-keping, sehingga impian tetap tinggal impian belaka.
Optimisme menghadirkan tekad bahwa tidak ada kata "menyerah" dalam hati kita. Yakin bahwa seberat apapun ujian hidup yang kelak akan menghadang, kita yakin pasti akan mampu melaluinya dengan selamat hingga tiba di pulau impian kita.
Dengan modal optimisme dalam diri, maka kita akan mampu menembus dinding ketidakmungkinan. Pada waktu hidup kami masih morat marit dan saya mengatakan bahwa cita-cita saya adalah menyekolahkan anak anak keluar negeri, langsung saya jadi bahan olok-olokan. Saya dibilang mungkin sudah tidak waras lagi, saking susahnya hidup. Masa iya orang yang untuk makan siang saja harus ngebon sebungkus nasi ramas berani bermimpi mau menyekolahkan anak anak keluar negeri? Yang benar aja!
Tapi saya yakin, "one day, all my dreams will became true". Suatu waktu semua impian saya akan menjadi nyata dan bersyukur kepada Tuhan, didukung sepenuhnya oleh istri tercinta setelah menjalan masa masa keterpurukan selama tujuh tahun. Maka dari anak seorang Kusir Bendi, saya mampu mengubah nasib kami, dari penjual kelapa di pasar menjadi seorang Eksportir.Â
Jangan Pernah Menyerah
Tulisan ini bukanlah pamer diri secara terselubung, tapi hanya ingin memotivasi orang orang yang masih harus merangkak mulai dari nol besar.