Berton ton Sampah Berserakan Di Jalan Raya
Selama ini bila mendengarkan nama England secara serta merta terbayang dalam alam pikiran kita sebuah negeri yang kaya raya, rapi, dan bersih dari segala macam sampah. Segala macam sampah, kotoran dan gangguan penyakit, secara umum dianggap adalah ciri-ciri khas dari negara terkebelakang. Baik dari segi ekonomi negaranya, maupun dari sudut edukasi masyarakatnya. Namun sejak Virus Corona merambah lebih dari 200 negara di di dunia, maka barulah kita sadar bahwa sesungguhnya tidak ada satupun negara yang kebal dari penyakit di dunia ini.
gambar: https://www.dailymail.co.uk/news/index.htmlÂ
Di London Salah Satu Contoh Nyata
Lebih dari 200 negara terimbas oleh ulah virus corona ini. Tampak pada gambar, New York, Bolivia, Madrid, dan Sao Paolo. Pada gambar pertama  terlihat segala macam sampah dan pakaian bekas, di kala masa karantina ini diberlakukan, menumpuk dalam jumlah berton-ton. Jalan-jalan di Inggris telah dibanjiri dengan berton-ton sampah dan pakaian yang akan didaur ulang dalam pembersihan karantina coronavirus di London utara pagi ini. Orang-orang yang tak bertanggung jawab  telah  membuang barang-barang yang tidak diinginkan, menyebabkan pemandangan kotor dan berantakan di seluruh wilayah pedesaan dan perkotaan. Covid-19 sungguh telah membuat orang menampakkan wajah asli mereka
The streets of Britain have become swamped with tons of rubbish and clothes to be recycled in coronavirus quarantine clear-outs. Selfish individuals have used the window of opportunity while the nation rallies together to tackle Covid-19 to dispose of unwanted items, causing scenes of filth and clutter across both rural and urban areas. /https://www.dailymail.co.uk/news/index.html
Kilas balik dalam kehidupan kita
Bila terjadi gempa bumi, tsunami, atau apapun yang merusakan suatu daerah, maka banyak orang yang tanpa pikir panjang menjatuhkan vonisnya bahwa daerah yang ditimpa musibah tersebut mendapat hukuman dari Tuhan karena warganya banyak dosa. Tapi setelah serangan maut secara global yang merambah seluruh dunia oleh Virus Corona ini, semoga memberikan pencerahan kepada kita semua agar berhentilah menghakimi orang bila terjadi suatu malapetaka atau bencana alam. Kini, seluruh dunia merasakan serangan dari Virus Corona yang tidak memilih suku bangsa, beragama atau tidak, orang jahat atau orang baik, semuanya kena. Seperti lirik lagu "Que sera sera" yang berbunyi "What will be, will be!" Apa yang memang harus terjadi, maka terjadilah!
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H