Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Berdoa di Rumah Tuhan dan di Rumah Sendiri

22 Maret 2020   13:12 Diperbarui: 22 Maret 2020   13:14 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang Beda Banget Rasanya

Seumur hidup atau tepatnya selama hampir 77 tahun, baru kali ini,saya mengalami bagaimana rasanya berdoa di rumah sendiri. Sejak pagi maka saya dan istri sudah duduk didepan laptop, mengikuti Misa secara streaming. 

Walaupun berada di rumah sendiri, tapi kami berlaku seakan akan kami berada di dalam rumah ibadah yakni gereja. Jadi tidak berdoa sambil mengunyah krupuk dan juga tidak berdoa sambil minum kopi. Pokoknya mengikuti seluruh rangkaian ritual yang di pimpin oleh Pastor. 

Tampak yang hadir disana berjumlah 7 orang, yakni orang orang yang membantu Pastor dalam menyelengarakan Misa pada hari Minggu ini. Juga inti dari kotbah yang mengingatkan bahwa kalau ada yang terinfeksi oleh coronavirus jangan buru buru menghakimi bahwa hal tersebut karena dosanya atau dosa keluarganya. Karena boleh jadi, Corona ini adalah cara Tuhan untuk menunjukkan kemuliaan dan kebesaranNya. 

Hal ini merupakan kilas balik dari kisah Injil, dimana Yesus menyembuhkan seorang buta padahal ia sama sekali tidak minta disembuhkan. Maka ketika orang Parisi bertanya, apakah ia mengalami kebutaan sebagai hukuman atas dosanya ataukah karena ia harus menanggung dosa orang tuanya? 

Tapi Yesus menjawab:"Bukan ! Orang ini buta bukan karena akibat dosanya dan juga akibat dosa kedua orang tuanya, melainkan karena cara Tuhan menunjukan kuasa dan kebesaranNya.

Apa Sesungguhnya Makna dari Ucapan Tersebut?

Walaupun kalau ada yang bilang saya orang tidak beragama, pasti saya akan mencak mencak. Tapi kalau mau jawaban jujur, saya belum memahami makna dari kalimat tersebut secara tepat. Nah, mengapa mau membuka aib sendiri ? Bukankah lebih baik saya kutip ayat ayat dari Kitab Suci agar dibilang saya orang sholeh? Nah, ini yang paling saya benci dalam hidup saya yakni menjadi orang munafik.

Dan karena saya tidak mau membenci diri saya sendiri, maka saya terus terang belum paham secara tepat apa makna dari kalimat yang sudah saya kutip diatas

Beda Banget Rasanya  

Ternyata berdoa dirumah sendiri memang berbeda banget rasanya bila dibandingkan dengan berdoa di Rumah Tuhan. Apa bedanya? Hmm kalau saya bilang bedanya seperti minum teh tawar dan teh manis, dikira saya melecehkan agama sendiri. Tapi memang begitu yang saya rasakan, yakni walaupun seluruh ritual kami ikuti secara khusuk tapi memang amat berbeda rasa hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun