Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Liburan Dadakan ala Corona,Ternyata Jadi Petaka

22 Maret 2020   09:22 Diperbarui: 22 Maret 2020   09:27 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : dreamstime.com

Mendekatkan ,Tapi Sekaligus Menghancurkan

Liburan paksa rela,akibat dari semakin mengganasnya Pandemi Covid -19,bagi sebagian masyarakat adalah merupakan berkat.Suami istri yang selama ini sejak subuh sudah berpisah,karena harus berangkat kerja mencari nafkah,sedangkan anak anak harus berangkat kesekolah ,kini mendapatkan peluang emas untuk dapat bersama sama sepanjang hari selama dua minggu. 

Sebuah Blessing in disguise yang sama sekali tidak disangka sangka. Berkat terselubung ini,tentu bagi sebagian masyarakat yang tidak terkena secara langsung dampak dari coronavirus ini,tentu merupakan momentum yang sangat disyukuri.

Reaksi Berbeda Bagaikan Siang Malam

Tetapi ternyata,walaupun peluang yang diperoleh sama ,tapi reaksi yang ditimbulkan bisa berbeda bagaikan siang dan malam,khususnya di negeri Cina,dimana Virus Corona ini pertama ditemui .Untuk jelasnya,tidak perlu diulas lebih jauh,mari kita sama sama membaca apa yang telah diberitakan oleh berbagai media arus utama yang terpercaya 

BEIJING, KOMPAS.com - Angka perceraian di China dilaporkan meningkat, dikarenakan pasangan "menghabiskan waktu terlalu lama selama karantina virus corona". Lu Shijun, manajer pencatatan pernikahan di Dazhou, Provinsi Sichuan, menceritakan ada 300 pasangan yang hendak bercerai sejak 24 Februari. Otoritas meyakini, meningkatnya perceraian di China bisa jadi disebabkan fakta mereka terlalu lama bersama selama karantina virus corona.

Dikutip dari : https://www.kompas.com

Jauh Bau Bunga,Dekat Bau Bangkai

Dari berbagai peristiwa hidup,salah satunya seperti diberitakan oleh Kompas.com. ternyata peribahasa kuno yang berbunyi :" Jauh bau bunga,dekat bau bangkai" benar benar terbukti. Biasanya  suami istri hanya bertemu sesaat disubuh hari,sebelum masing masing  atau salah satu berangkat kerja dan baru bertemu malam hari. Sepanjang hari tidak bertemu,menyebabkan pasangan merasakan kerinduan hati untuk bisa saling bertemu .

Tapi ternyata,justru setelah ada kesempatan bisa bersama sama sepanjang hari selama berminggu minggu, kerinduan hati berubah jadi kebosanan dan  kemesraan berubah ujud menjadi kemarahan. Yang awalnya selama seharian tidak saling bertemu serasa mencium aroma bunga,tapi sejak sepanjang hari bertemu ,bau bunga berubah menjadi bau bangkai. Akibatnya,masing masing memilih untuk berpisah. Menyedihkan banget,tapi inilah yang terjadi akibat ulah si corona

Secara pribadi,saya sungguh heran,karena saya dan istri bersama sama sepanjang hari bukan selama dua minggu,dua bulan ataupun dua tahun,tapi sudah lebih dari 55 tahun dan bau bunga tetap tidak berubah.Tapi memang setiap orang berhak memilih jalan hidup masing masing

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun