Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Corona Membuka Watak Asli Manusia

19 Maret 2020   07:50 Diperbarui: 19 Maret 2020   07:51 1580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.healthline.com

Ada yang Egois ,Tapi Banyak Yang Masih Punya Hati

Sejak wabah Korona berhasil menciptakan kepanikan pada sebagian besar masyarakat dunia,sehingga saking di kuasai kepanikan, watak asli orang tanpa sadar terbuka lebar lebar. Mengenai bagaimana hati dan perasaan orang ,serta apa yang ada dalam pikirannya menghadapi musibah yang melanda dunia ini,tentu bukan urusan kita,untuk menerjermahkannya.Karena bersifat abtrak dan tak terjangkau oleh kasat mata kita 

Yang dapat kita saksikan secara nyata adalah akibat kepanikan yang terjadi,maka sebagian masyarakat dunia,termasuk masyarakat di Australia,yang biasanya sangat santun dan penuh hormat kepada warga senior dan penyandang disabilitas,tiba tiba saja bagaikan orang kerasukan roh jahat,menjadi garang. Berebutan borong membeli dari mulai kertas toilet,hingga berebutan daging dan makanan beku ,serta apa saja yang bisa dimakan.

Dalam kepanikan ini,orang sudah kehilangan rasa dan kesantunan. Seperti dilangsir berbagai media,ada emak emak yang saling jambak,akibat rebutan kertas toilet,ada anak yang berusia 11 tahun didorong hingga jatuh di supermarket dan tidak seorangpun memperdulikannya. Masih ditambah lagi berita miris,bahwa orang orang tua dan penyandang disabilitas sudah antrian sebelum supermarket dibuka selama berjam jam.tapi karena kalah gesit dari yang muda ,maka ketika dapat giliran masuk ke supermarket,yang ditemui hanyalah rak daging ,rak makanan beku dan rak kertas toilet yang sudah kosong melompong.

ilustrasi: abc,net.au/Di Kilsby -sang motivator kemanusiaan
ilustrasi: abc,net.au/Di Kilsby -sang motivator kemanusiaan
Syukur Masih Banyak yang Punya Hati

Kisah tentang dokter dan paramedis yang telah mempertaruhkan keselamatan diri mereka ,demi untuk membantu orang yang terpapar coronavirus sudah banyak diberitakan dan sudah menjadi viral,sehingga tidak perlu di tulis ulang disini. Masih ada kisah menarik lain lagi,bahwa disamping manusia yang egois dan hanya memikirkan diri sendiri,ternyata masih ada yang punya hati untuk berbuat kebaikan.

Saat banyak warga Australia yang memborong barang-barang kebutuhan pokok akibat kepanikan dan kebingungan, muncul juga tindakan solidaritas warga untuk membantu sesama.Salah satunya dilakukan oleh Di Kilsby, warga Australia yang tinggal di kawasan St Kilda, Melbourne.

Ia berusaha membantu menenangkan warga dengan cara mengirim pesan pendek atau SMS, atau memberikan tisu toilet bagi yang memerlukan, bahkan memberikan makanan seperti acar wortel yang dibuat sendiri. Semua orang melakukan apa yang bisa mereka lakukan, dan berpikir kreatif, serta berusaha membantu," katanya. 

Ia sudah membentuk 'group chat' untuk tetangganya, penghuni apartemen 11 lantai di kawasan St Kilda, sekitar 7 km dari pusat kota Melbourne. Kebanyakan penghuni di blok apartemennya warga lanjut usia, mereka yang rentan sakit, atau warga difabel.Kata katanya yang sangat mengena dan menyentuh adalah "Kita bisa saja kaya, banyak uang dan perhiasan melimpah, namun kita tidak berguna, kalau kita tidak bisa membantu orang lain."

Memotivasi Orang Untuk Saling Peduli

Ternyata langkah kemanusiaan yang diambilnya,telah membangunkan orang dari terhipnotis oleh coronavirus. Dalam waktu singkat,banyak muncul grup-grup di Facebook yang anggotanya adalah para tetangga, dimana mereka saling berbagi informasi mengenai situasi di tempat pemukiman mereka. Banyak diantara grup ini sudah mengedarkan selebaran yang ditempel dan dimasukkan ke tempat surat di rumah-rumah, dengan menawarkan bantuan dalam bentuk apa saja,baik kertas toilet,makanan ataupun obat obatan yang diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun