"Kalau dulu,untuk makan 3 kali sehari saja,sangat sulit,kini dalam sehari ,kami bisa makan di 3 negara. "
Apa Komentar Pembaca?
Boleh jadi:Â
- sombong banget !
- orang tua tidak tahu diri,pamer pencapaian melulu
- bikin hati orang miskin terluka
- tulisan yang tidak tahu tenggang rasa
Bersyukur Tidak Ada Komentar Semacam Itu
Saya bersyukur,semua teman teman yang membaca "pamer pencapaian diri " saya,bahwa saya sudah mengulas dari awal.
Betapa setelah menderita bertahun tahun, bahkan ketika putra kami terbaring sakit dan tidak ada lagi yang bisa dijual untuk biaya berobat, akhirnya cincin kawin saya jual. Cincin kawin yang sudah dibekati di gereja saat pernikahan kami saya jual dengan menangis,demi agar anak bisa sembuh.
Membaca Jangan Hanya Dengan Mata ,Tapi Juga Dengan Hati Yang Damai
Bila orang membaca dengan pikiran lapang dan hati damai,maka akan dapat memahami,bahwa tulisan tersebut diatas bukan pamer pencapaian melainkan untuk menginspirasi dan memotivasi para pembaca bahwa "Takdir ada pada Tuhan, tapi nasib ada di tangan kita masing-masing".
Tidak akan ada yang dapat mengubah nasib kita, kalau bukan diri sendiri. Bahkan Tuhan tidak akan mengubah nasib kita, bila tidak ada usaha dari diri sendiri.
Jadi ketika membaca tentang pencapaian seseorang ,janganlah buru buru memvonis bahwa orang tersebut Pamer diri atau sombong Don't jugde a book by its cover" Pahamilah inti dari tulisannya, yang bermaksud mengingatkan kita,bahwa kalau dirinya berhasil.mengapa kita tidak?
Tjiptadinata Effendi