Apa Saja Kata Dunia?!
Setiap kali Valentine's Day tiba, selalu ada saja yang pro dan kontra, memperdebatkan dengan sengit tentang boleh tidaknya merayakan atau ikut mengambil bagian dari perayaan Hari Kasih Sayang ini. Nah, kalau memang istilah Valentine's Day terasa asing bagi telinga sebagian orang, maka tidak ada salahnya mengambil jalan damai,yakni diganti dengan Hari Kasih Sayang.
Sehebat apapun diri kita dan secanggih apapun pengetahuan kita tentang kasih sayang, satu hal yang tidak mungkin dilakukan adalah mengajarkan orang lain, bagaimana caranya menjalin hubungan kasih sayang. Kalau  sekedar berpelukan, rasanya tidak ada yang perlu diajari,semua orang juga tahu. Bahkan di era digital ini,anak SD saja sudah tahu dan bahkan melakukannya.
Kosa kata "Peluk Cium" bagi sebagian masyarakat kita masih dianggap sesuatu yang "mengerikan" dan menakutkan, serta tabu. Begitu dengar kata kata "Peluk cium" aduh, langsung terbayang hal-hal negatif. Sesungguhnya, hanya merupakan kilas balik dari apa yang ada dalam hati kita. "Peluk cium suami istri boleh nggak ya? Peluk cium antara orangtua dan anak, dosa nggak ya?" Tentu tergantung cara berpeluk-ciumnya. Karena pengertian "mencium" tidak harus lips to lips, bisa saja merangkul dan mencium pipi kiri dan kanan. Atau dalam istilah milleneal, "Cipiki dan cipika."
Peluk cium hanyalah sebagai manifestasi rasa sayang antara sepasang suami istri atau anak dengan orangtua, maupun dengan sahabat karib. Bahkan kalau di Australia, memeluk dan mencium suami atau istri orang juga tidak masalah, tapi tentu tidak sama dengan "peluk cium"antara suami istri. Intinya, rasa kasih sayang yang sesungguhnya ada dalam hati kita masing masing.Â
Ini bukan humor, tapi sungguh-sungguh. Setiap hari bagi kami berdua, yakni antara saya dan istri, "merayakan" hari Valentine. Kalau ada yang tidak yakin dan berpikir saya cuma ngarang, silakan tanya langsung ke istri saya. Contoh kecil, ketika selimut saya tersingkap, istri saya bangun dan membenahi selimut, hingga menutupi tubuh saya, agar tidak kedinginan. Saya sangat senang, karena sesungguhnya saya tidak tidur, hanya pura pura tidur. Nah, yang ini jangan bilang bilang pada istri saya ya. Ntar istri saya bisa ngambek,karena merasa saya kibulin.
Emangnya saya peduli apa kata dunia? Masa bodoh apa kata dunia, yang penting bagi saya dan istri, dunia ini serasa milik kami berdua. Tidak percaya, nanti saya siapkan videonya yang membuktikan bahwa di usia yang baru melangkah ke angka 77 tahun, kami setiap hari berjalan, sambil bergandengan tangan. Mau saya tulis lebih  lanjut?Â
Nah, itu perasaan saya tentang Hari Kasih Sayang, lalu bagaimana dengan teman teman semuanya? Masihkan jalan sambil bergandengan tangan? Ataukah berjalan kayak truk gandengan, yang satu didepan dan satu lagi dibelakang? Onde mande..