Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mewujudkan Impian "Berjaya Bersama hingga Menua"

12 Februari 2020   21:46 Diperbarui: 12 Februari 2020   22:01 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: istockphoto.com

Dengan Disiplin Diri Sejak Muda

Mengapa sebuah kapal bisa tenggelam? Selain dari menabrak karang atau kena tembakan rudal. Kebocoran kecil dapat menjadi penyebab tenggelamnya kapal besar. Karena kebocoran kecil yang dianggap remeh, maka lama kelamaan semakin besar. Dan ketika sadar bahwa telah terjadi sebuah lubang besar di lambung kapal, ternyata semuanya sudah terlambat. 

Setiap kejadian selalu ada hikmah yang dapat dipetik dan dijadikan pelajaran berharga bagi diri kita. Sayang sekali banyak orang berpendapat bila terjadi pada diri orang lain yang bukan sanak famili serta tidak ada hubungan dengan dirinya, maka diabaikan saja karena menganggap bukan hal penting.

Hindari Gaya Hidup "Muda Berjaya, Tua Mati Daya"

Tak terhitung contoh yang terjadi di sekeliling kita, di mana sewaktu muda merupakan seorang Boss, rumah Mewah, kendaran bagus, dan memiliki perusahaan sendiri. Tapi kelak ketika kita ketemu lagi, sosok yang dulunya tampil elegan dan gagah, serta turun naik kendaraan pribadi, tiba-tiba tampil sebagai seorang tua yang mati daya. Bagaikan sinar mentari, semakin sore semakin meredup hingga kehilangan cahayanya sama sekali.

Tidak tampak sama sekali bahwa orang yang berada di depan kita dulunya adalah seorang pengusaha sukses di kotanya. Tapi kini sewaktu usia menua hanya merupakan orang tua tak berdaya, sedang berjalan kaki terseot-seot. Ada rasa iba tentu dalam hati kita, tapi kita tidak mungkin dapat menanggung beban hidup orang lain.

Mutlak Memisahkan Cash Flow Perusahaan dengan Keuangan Pribadi

Walaupun kita sebagai "owner" dari perusahaan yang kita pimpin, tapi mutlak harus dipisahkan antara uang perusahaan dan uang pribadi, walaupun pemiliknya sama. Bila dalam keadaan terdesak membutuhkan uang bisa dipinjam dari perusahaan tapi harus dikembalikan lagi. Karena kalau menganggap uang perusahaan adalah uang kita juga, maka berlaku "suka suka gua", maka percayalah kelak ketika sadar semuanya sudah terlambat.

Hal inilah yang sejak dulu kami praktikkan selama masih aktif sebagai pengusaha di Padang. Kedudukan saya dalam perusahaan selain dari sebagai pemilik juga merangkap menjadi Direktur dan istri selain sebagai Komisaris juga aktif mengelola keuangan perusahaan. 

Maka kami berdua setiap bulan menerima gaji dari perusahaan, Gaji kami boleh kami gunakan sesuka hati kami berdua, tapi bila mau terdesak perlu menggunakan uang perusahaan maka harus bikin Bon Pinjaman kepada Kasir perusahaan kami. Dan pinjaman ini harus kami kembalikan lagi secara utuh. Sehingga dengan demikian, antara keuangan perusahaan dan uang pribadi sungguh sungguh dipisahkan secara mutlak. 

Keuangan Keluarga

Sejak kami pensiun, maka seluruh uang yang ada saya serahkan kepada istri saya untuk mengelolanya. Walaupun tidak pernah saya minta, setiap bulan istri melaporkan kondisi keuangan yang merupakan tabungan kami.

Sedangkan untuk kebutuhan hidup, setiap bulan dikeluarkan sejumlah uang. Saya tidak pernah mewajibkan istri melaporkan apa yang dibelanjakan karena kami selalu pergi berdua ke mana saja. Kalau perlu menggunakan uang untuk berbagai keperluan sosial, maka istri akan berunding dengan saya sebelum mengambil keputusan. Karena masalah keuangan keluarga, menyangkut hidup kami berdua sehingga tidak boleh ada kebocoran sekecil apapun.

Kami bersyukur dengan menjalankan aturan main tentang penggunaan uang sejak dulu, maka kami terhindar dari gaya hidup "muda bergaya,tua mati daya".

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun