Gaya Hidup Bertetangga ala Australia
Seperti kata peribahasa "Lain lubuk lain ikannya, lain sungai lain pula buayanya", yang dapat diterjemahkan secara bebas: "Beda negara, berbeda pula budaya dan adat istiadatnya."
Sesungguhnya hal ini tidak aneh, karena jangankan beda negara, beda daerah saja sudah terdapat perbedaan yang mencolok. Baik bahasa yang digunakan, maupun tradisi dan adat istiadat yang berbeda secara mencolok.
Contoh sederhana saja, ada daerah di mana warga sudah terbiasa menggunakan kata "aku" dan "kalian", karena dianggap sudah cukup sopan.
Tapi jangan pernah coba mengucapkan kata-kata tersebut bila kebetulan berada di kampung halaman saya di Sumatera Barat, apalagi terhadap orang yang lebih tua. Semua mata akan tertuju pada diri kita, karena dianggap sangat jauh dari kesantunan.
Ketika baru pindah ke rumah kami di Wisma Indah, maka kami mengundang Pak RT dan Pak Lurah sekeluarga, serta semua tetangga yang tinggal di Jalan Bunda I untuk acara makan malam bersama. Dan sebagai kebiasaan orang Indonesia, kalau sudah berniat mengundang orang, berarti sudah siap untuk sibuk mempersiapkan meja kursi dan konsumsi untuk para tamu.
Tapi di Australia, silakan dibaca undangan dari tetangga kami. Kami tinggal di 4 Seconds Ave, Burns Beach, sedangkan tetangga yang mengundang adalah dari 2 Seconds, Ave, Burns Beach. Isi undangan adalah mengajak para tetangga untuk berkumpul bersama sama pada tanggal 22 Februari 2020 jam 06.00 sore dengan catatan membawa:
- makanan untuk dimakan bersama
- bawa minuman sendiri
- bawa kursi masing masing
- dan bila memungkinkan bawa meja
Yang berminat untuk hadir diharapkan mendaftarkan pada Sheila.
Jelas di sini, bahwa tugas tuan rumah yang mengundang hanyalah memfasilitasi dengan mengundang para tetangga dan menyediakan tempatnya. Yang tentu tidak mungkin bisa muat dalam satu rumah.
Jadi biasanya para tamu yang datang, mengambil tempat duduk di halaman rumah pengundang. Tapi kalau giliran kami yang mengundang, kami tetap menggunakan cara mengundang orang Indonesia, yakni mengajak teman-teman makan di restoran atau makan di rumah dan kami mempersiapkan semua makanan dan minuman, tanpa meminta para tamu membawa makanan dan minuman masing-masing. Maksudnya adalah untuk sekalian memperkenalkan budaya Indonesia dalam cara mengundang tamu.
Dengan cara sederhana ini, setidaknya orang bisa mengenal sedikit demi sedikit budaya yang berlaku di Indonesia
Tjiptadinata Effendi