Bedanya Cuma Sedikit Saja
Salah satu pasar yang tampaknya ingin melestarikan tampilan sebagai Pasar Rakyat adalah Pasar Salamanca di Hobart, ibu kota Pulau Tasmania. Gaya dan cara memajang barang dagangan dan suasananya sangat mirip dengan Pasar di Tanah Abang. Termasuk dalam hal tawar menawar. Barang-barang di sini dipajang di bawah tenda.
Di Sydney ada Paddy's Market, pasar tradisional yang menjadi salah satu ikon kota Sydney. Beberapa buah toko di sini pemiliknya orang Indonesia dan karyawannya juga orang Indonesia.
Sama halnya dengan pasar tradisional di negeri kita, di sini juga boleh tawar menawar, tapi buah-buahan dan sayuran dalam kondisi segar dan harganya sudah lumayan murah. Kalau lapar, di lantai atas ada food court, di mana kita bisa memilih makanan sesuai selera dan tentunya juga sesuai isi dompet.
Sekitar setengah jam berkendara dari pusat Kota Perth ada pasar tradisional di Fremantle. Lokasinya di sebuah bangunan kuno yang termasuk dalam heritage building. Di sini juga beberapa buah toko pemiliknya adalah orang Indonesia.
Bila kangen pasar Tanah Abang, maka Pasar di Fremantle ini dapat menjadi obat penawar. Karena kemiripan bukan dari komoditas barang yang dipajang, tapi juga kita bisa tawar menawar dalam bahasa Indonesia.
Pertama adalah masalah kebersihan. Tidak ada sampah yang terserak dan tidak ada yang meludah di lantai, serta tidak ada yang merokok. Sementara kita berbelanja, tidak akan ada orang yang keluar masuk memikul barang, yang dapat membahayakan pembeli serta mengurangi rasa nyaman dan aman.
Dua hal ini, yakni kebersihan dan keamanan ternyata mampu menjadi daya tarik tersendiri untuk menyedot para wisatawan, Seandainya, dikondisikan agar pasar tradisional di negeri kita semacam ini, maka bukan tidak mungkin menjadi nilai tambah dalam menarik kunjungan wisatawan dari mancanegara.
Tjiptadinata Effendi