Bernama: "Alzheimer"
Minggu lalu, sewaktu kami mengunjungi acara khusus bagi warga senior yang diselenggarakan di Burswood Park, kami menyempatkan diri untuk singgah di stand Alzheimer. Sekedar mendengarkan penjelasan dari panitia disana. Tidak semua yang dijelaskan dapat saya tangkap dengan baik, terutama yang  berhubungan dengan istilah medis. Intinya adalah  bahwa:
Demensia dapat diartikan sebagai sekumpulan gejala yang mengganggu fungsi otak untuk berkomunikasi serta melakukan berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari. Istilah demensia biasanya menggambarkan kesulitan untuk berpikir yang dialami seseorang, artinya terdapat lebih dari satu gangguan kognitif yang dapat menyebabkan seseorang mengalami demensia. Sedangkan alzheimer adalah suatu penyakit dan merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami gejala dementia.
Alzheimer dapat terjadi pada siapa saja, tetapi resiko semakin bertambah dengan bertambahnya usia. Kebanyakan orang yang menderita Alzheimer adalah orang tua, tetapi penting diingat bahwa bukan berarti orang  pasti akan menderita kepikunan, Ada beberapa jenis dementia dan diantaranya adalah karena faktor genetik. Pada umumnya,penderita demensia, hanya mampu bertahan hidup sekitar 4 tahun, bahkan mungkin kurang dari itu. Hingga saat ini, hal yang dapat dilakukan oleh Pemerintah setempat dengan bekerja sama dengan para relawan adalah mengembalikan penderita ke rumahnya atau rumah keluarganya dengan selamat.
Teman Putri Kami Terserang Alzheimer Di Usia Relatif Muda
Hingga saat ini, walaupun ilmu kedokteran sudah maju dengan sangat pesat, tapi belum ditemukan obat untuk menyembuhkan orang yang menderita Alzheimer. Biasanya yang berpotensi terserang gangguan kesehatan ini adalah orang tua, tapi tidak tertutup kemungkinan orang yang masih relatif muda. Teman putri  kami Ella, baru berusia sekitar 45 tahun. Sering datang bertandang ke rumah dan sangat ramah. Suatu waktu ibunya meninggal dunia  di tanah kelahirannya di Irlandia dan sebagai seorang anak, Ella pulang kampung untuk melihat  ibunda tercintanya untuk terakhir kalinya. Dan ketika kembali ke Australia dan singgah di rumah, tampak ada sesuatu yang sangat berbeda. Kalau biasanya ia datang sendirian kali ini di dampingi suaminya.
Seperti biasa kalau bertemu dengan istri saya, Ella selalu merangkul dan mengucapkan salam. Tapi kali ini suaminya membisikan kepada kami: "Ia hanya berpura pura mengenal, sebenarnya sejak pulang dari kampung halamannya Ella sudah mengalami Alzheimer. Ia lupa banyak hal, termasuk jalan pulang. Suaminya meninggalkan pekerjaannya karena ingin merawat istrinya. Tapi belakangan dapat kabar duka bahwa Ella sudah dipanggil Tuhan.
Safely Home
Tidak seorangpun yang ingin terkena gangguan Alzheimer karena penderita kepikunan ini tidak bisa lagi mengenal anggota keluarganya, bahkan tidak tahu jalan untuk kembali ke rumahnya. Sedangkan hingga saat ini, belum ditemukan obat penangkalnya di dunia. Maka satu satunya yang dapat dilakukan adalah bagaimana menyelamatkan penderita ini agar bila mereka kesasar bisa kembali ke rumah masing-masing. Â
- Pertama: mempersiapkan sebuah "medali", di mana di gravir nama/pas foto yang bersangkutan/alamat rumah/ nomor telepon yang bisa dihubungi/nomor kontak lainnya andaikan di rumah tidak ada yang mengangkat telepon.Â
- Kedua: Pada pakaian penderita, disisipkan juga alat kecil yang bila hari mulai gelap akan memancarkan cahaya untuk lebih mudah dikenalÂ
- Ketiga: Masyarakat yang menemukan sosok dengan orang tua yang memakai "medali" tanda pengenal sebagai penderita Alzheimer ini diharapkan menelepon ke nomor Polisi atau dementia Helpline pada 1800 100 500 -- toll free.
- Keempat: data data pribadi penderita, dikirimkan juga copy-nya ke kantor Polisi dan badan sosial yang menangani secara khususÂ
- Kelima: "medali" ini dikemas warnanya sedemikian rupa sehingga masyarakat secara serta merta dapat mengenal bahwa sosok yang di hadapan mereka adalah penderita Alzheimer
Saya Pernah Mengalami Amnesia Akibat Geger Otak
Sewaktu masih muda, saya pernah jatuh dari pohon dengan posisi kepala tiba ditanah terlebih dulu. Merasa diri kuat walaupun sempoyongan, saya memaksa diri untuk berdiri dan berjalan menuju ke rumah, Tapi baru beberapa langkah terus muntah muntah dan tidak sadar diri. Dilarikan kerumah sakit. Hasil diagnosa mengalami cidera pada otak. Untuk membuka mata saja saya tidak mampu. Semakin hari semakin parah dan menurut dokter kondisi saya kritis. Sebagai seorang yang beragama Katolik, saya diberikan Sakramen Minyak Suci oleh Pastor Spinnabelli. Seluruh anggota keluarga  mengelilingi saya .Â