Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Kalanya Kita Harus Melalui Jalan yang Terjal

16 November 2019   16:21 Diperbarui: 16 November 2019   16:30 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terkadang kita harus menjalani hidup yang terjal /ilustrasi : depositosphoto.com

Dan Hidup Tak Ubahnya Bagaikan Benang Kusut

Hampir setiap orang ,mungkin pernah mengalami saat saat dimana kondisi hidupnya bagaikan benang kusut. Sudah berusaha untuk menguraikan dari berbagai sisi,tetap saja yang kusut tidak dapat diselesaikan.Semua usaha bagaikan membentur dinding tembok, yang tidak bisa ditembus. Akhirnya terbelenggu oleh kemurungan dan semakin lama,hidupnya  akan semakin terpuruk lagi. Karena sementara masalah hidup yang bagaikan benang kusut belum dapat dicari solusinya,untuk dapat bertahan hidup,membutuhkan biaya. Terus apa yang harus dilakukan,seandainya menghadapi situasi semacam ini?

Mungkin Analogi Sederhana Ini Dapat Membantu

Suatu waktu, ketika saya dan istri turun dari kendaraan di tepi Swan River, yang lokasinya di pinggir kota Perth  dan menurunkan  kelengkapan memancing, ternyata salah satunya tidak dapat digunakan karena benang nilonnya kusut. Dikarenakan rol penggulung terlepas dari posisinya. Akibatnya, istri saya harus berusaha untuk membukanya. Ternyata tidak mudah. Hampir 2 jam menghabiskan waktu untuk menguraikan nilon yang kusut, tetap saja tidak dapat terurai dengan baik.

Akhirnya, kami memutuskan, jalan terbaik adalah menggunting, benang nilon yang kusut tersebut. Kalau kami terus berkutat untuk menguraikan yang kusut, kemungkinan tujuan kami memancing tidak akan terpenuhi, karena hari sudah semakin gelap. digunting  Memang ada sebagian tali nilon yang terbuang, namun kami sudah bisa menggunakan sisanya untuk memancing.

Seandainya sejak awal kami mengambil keputusan untuk menggunting  benang yang kusut, maka kami tidak harus membuang waktu secara sia sia selama hampir dua jam.

Kilas Balik Dalam Kehidupan

Kalau analogi sederhana ini, dijadikan kilas balik  dalam kehidupan, maka kemungkinan selama ini, kita sudah membuang waktu selama bertahun tahun, hanya untuk berusaha membuka "benang kusut kehidupan" yang membuat kita stress dan depresi, karena walaupun sudah menghabiskan energi dan waktu, untuk menguraikannya, hasilnya tetap sia-sia. Maka kiat "menggunting benang kusut" seperti analogi di atas mungkin dapat diterapkan untuk mengawali babak baru dalam kehidupan, ketimbang terus semakin hari, semakin terpuruk oleh belenggu diri .

The Diamond Only Can Cut By the Diamond

Mungkin pernah mendengarkan  pribahasa ini yakni, "The diamond only can cut by the diamond".

Karena belenggu hidup diciptakan oleh cara berpikir yang salah arah, maka satu satunya yang bias meretas belenggu hidup ini adalah pikiran kita sendiri. Orang lain hanya dapat mengingatkan, membangunkan kita dari mimpi mimpi buruk. Tapi hanya diri kitalah yang mampu memutus belenggu diri, yakni berani untuk melangkah memutus "benang kusut kehidupan", walaupun jelas akan ada hal yang dikorbankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun