Ditutup Secara Permanen Mulai 26 Oktober ,2019
Kami beruntung mendapatkan kesempatan untuk ikut serta  mengambil bagian dari perburuan deadline,jelang hari penutupan Uluru ,yang juga dikenal dengan nama:"Ayers Rock" .Sekitar dua bulan lalu,putri kami menelpon :" Papa mama ,sudah pernah ke Uluru?" Dan saya jawab belum,karena dulu pernah sampai di Alice Spring ,tapi karena jarak tempuh dengan kendaraan roda empat ,hampir sekitar 500 kilometer,maka kami tidak jadi berkunjung kesana. "Kalau begitu,kita kesana bareng ya .Semua nanti saya yang atur " Jawab puteri kami,yang tinggal di Wollongon.
Sesuai dengan rencana,maka tanggal 19 Oktober,2019 yang baru lalu,saya dan istri berangkat menuju ke Alice Spring ,dengan menggunakan pesawat Qantas Airline,untuk kemudian dengan pesawat lainnya,melanjutkan penerbangan menuju ke Bandara Ayers Rock. Total seluruh perjalanan ,ditempuh dalam waktu sekitar 6 jam pernerbangan.
Di Ayers Rock kami menginap di Emu Walk Hotel.Di depan meja Penerima Tamu  tampak ada tulisan :"Fully book".Artinya,seluruh kamar sudah terisi tamu. Syukur putri kami sudah booking sejak dua bulan lalu.
Selama 4 hari dan 4 malam di sini,setiap hari kami bangun jam 3.00 subuh.karena harus siap siap mandi, minum kopi dan sarapan seadanya dan setelah itu,kami harus keluar kamar untuk menuju ke tempat Stopan Bis Wisata yang akan membawa kami ke Uluru Ini merupakan pengalaman pertama,setiap hari harus bangun jam 3.00 subuh untuk mulai mengikuti jadwal tur.
Baru tahu,dari penjelasan Pemandu Wisata,bahwa hal ini untuk menjaga agar para wisatawan,terhindar dari teriknya sinar matahari ,bila sudah siang,Karena sudah banyak korban yang tewas,akibat dehidrasi dan tidak mampu bertahan terhadap teriknya sinar mentari. Apalagi bila musim panas,bisa mencapai 47 derajat Celcius.
Dijelaskan juga ,mengapa memilih tanggal 26 Oktober sebagai awal penutupan bagi para pendaki Uluru? Ternyata ada historinya.Yakni karena pada tanggal 26 Oktober ,1985,Uluru dikembalikan oleh Pemerintah Australia kepada Suku Aborigin,karena Uluru ini,merupakan Tanah Suci bagi mereka.
Menyaksikan para wisatawan dari mancanegara berdatangan dalam jumlah ratusan ribu setiap tahunnya dan tidak semua mematuhi aturan yang sudah ditetapkan,antara lain, ada beberapa lokasi dimana dilarang memotret,ternyata masih saja banyak yang memotret.