Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Tidak Mandiri? Kesalahan Ada pada Orangtua

11 Oktober 2019   06:44 Diperbarui: 11 Oktober 2019   07:01 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : shutterstock

Ketika tiba saatnya harus hidup mandiri maka anak anak yang dimanja secara kebablasan menjadi sosok yang gamang, karena tiba-tiba harus melakukan semuanya sendiri. Menyebabkan ia akan bertingkah laku serba canggung dan terasa aneh diantara teman teman sebaya.

Ijazah sarjana yang ada di tangan, tak lebih berharga dari hanya selembar kertas karena tidak disertai dengan kepribadian yang mantap. Mereka baru sadar bahwa tidak semua hal dapat diselesaikan dengan uang. Maka sosok seperti ini akan menambah angka sarjana pengangguran.

Mencegah Sedini Mungkin

Segala sesuatu yang bersifat berlebihan selalu akan ada dampak negatifnya. Maksud baik, harus disertai dengan pertimbangan akal budi. Bahwa memanjakan anak anak secara kebablasan, akan menjerumuskan mereka menjadi manusia yang gamang menghadapi hidup.

Alangkah bijaknya, bila  sebagai orang tua atau calon orang tua sejak sedini mungkin mempersiapkan mental anak anak kita agar kelak mampu mengatasi kerasnya kehidupan.

Cucu cucu kami, sejak di SMA sudah  kerja paruh waktu.Begitu juga ketika mereka masih kuliah. Bukan alasan, bahwa kesibukan kuliah menyebabkan mereka tidak punya waktu untuk kerja paruh waktu, Buktinya cucu kami Dea Karina Putri sejak SMA kerja paruh waktu dan sewaktu masih kuliah juga kerja.

Beberapa bulan lalu dalam usia 23 tahun lulus Master of degree dan langsung dapat pekerjaan. Begitu juga cucu kami Alex yang dapat bea siswa melanjutkan studi di Jepang, juga kerja paruh waktu di restoran tapi bisa lulus dengan angka yang baik.

Catatan: Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud merecoki cara orang mengurus rumah tangga, melainkan sekedar mengingatkan agar jangan sampai penyesalan terlambat tiba.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun