Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Beda Centang Biru atau Hijau, Bukan Dinding Pemisah

5 Oktober 2019   21:02 Diperbarui: 5 Oktober 2019   21:16 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi: https://www.canstockphoto.com

Sharing and Connecting yang Terputus?
Kalau kita menulis di koran ataupun penulis buku maka yang berlaku adalah "one way communication". Artinya yang penting kita sudah menulis sebaik mungkin agar dibaca orang banyak. Hingga di sini tugas kita selesai.

Urusan lainnya adalah urusan editor media di mana tulisan kita akan diterbitkan. Mau dibaca orang atau tidak, mau dikomentari maupun tidak, bukan urusan kita lagi. Pokoknya, usai menyerahkan naskah, kita boleh saja bersikap masa bodoh. Kalau ada honor untuk tulisan kita maka cukup mengintip saldo di rekening apakah ada bertambah atau tidak.

Beda Total dengan Menulis di Blog
Menulis di blog lain tentu ada aturan main yang perlu menjadi perhatian kita. Antara lain, saling menyapa dan saling berkunjung. Ibarat orang tinggal bertetangga, bila ada yang datang bertamu, betapapun sibuknya, tentu setidaknya kita menyapa tamu kita. Walaupun mungkin dengan hanya mengucapkan sepatah dua kata.

Misalnya, "Selamat pagi, Mas/Mbak. Apa kabar?"

Agaknya hal inilah yang dimaksudkan dengan filosofi "sharing and connecting". Sebagai sesama tetangga, kalau ada yang mengucapkan "selamat pagi" tentu saja kita akan menjawab sapaan tersebut.

Bila kita sibuk karena berbagai urusan dan tidak sempat bercerita panjang lebar setidaknya sekadar mengucapkan "selamat pagi" atau "selamat malam". Tentu kita masih punya waktu.

Beda Centang, Berarti Tidak Selevel?
Perbedaan warna centang hanya merupakan perbedaan tingkat aktivitas, tapi bukan dinding pembatas. Sehingga yang bercentang biru tidak perlu merasa gengsi untuk berkunjung ke tulisan penulis yang bercentang hijau karena merasa tidak selevel.

Bila hal ini menjadi dasar pemikiran, maka secara tidak sadar akan tercipta sekat-sekat yang memisahkan antara sesama penulis di satu blog yang sama.

Tulisan Tidak Dibaca Orang, Tidak Masalah?
Kalau ada orang mengatakan bahwa "Yang penting saya menulis. Apakah dibaca orang atau tidak, sama sekali tidak ada masalah bagi saya". Kalau memang kita hanya perlu menyalurkan bakat menulis tanpa mengharapkan dibaca orang lain, bukankah lebih elok bila kita menulis di buku catatan harian kita? 

Tulisan ini,hanya merupakan pendapat pribadi dan bukan hasil kajian ilmiah.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun