Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ingin Mengubah Nasib? Silakan Baca Tulisan Ini

1 Oktober 2019   19:00 Diperbarui: 1 Oktober 2019   19:17 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: http://lamfearlessoul.com

Langkah Awal untuk Mengubah Nasib
Ada peribahasa mengatakan, "Tidak seorangpun yang dapat mengubah nasib kita, kecuali diri sendiri." Lebih lanjut dilengkapi dengan kalimat, "Bahkan Tuhan tidak akan mengubah nasib kita, bila kita sendiri tidak mau berusaha untuk mengubahnya".

Saya sudah pernah mengalami hidup dalam keterpurukan selama tujuh tahun dan kemudian menjadi pengusaha. Walaupun amat jauh dari sebutan kaya, tetapi bagi kami dari seorang penjual kelapa dan tinggal di pasar kumuh, mampu mengubah nasib hingga bisa menikmati hidup di hari tua, sudah merupakan hal yang selalu kami syukuri.

Maka terbersit dorongan dari lubuk hati yang terdalam untuk membagikan tulisan ini kepada siapa saja yang berkenan membacanya. Dengan harapan, setidaknya dapat menjadi motivasi diri dan memahami bahwa mengubah nasib itu tidak semudah seperti ucapan seorang motivator dari atas panggung.

Perlu usaha dan kerja keras serta cermat secara terus menerus tanpa mengenal kata "menyerah".

Harus Ada Langkah Pertama
Ada the wisdom words mengatakan, "A thousand miles of a journey begin with one step". Sejauh apapun niat kita untuk melakukan perjalanan ,selalu harus dimulai dengan langkah pertama.

Begitu juga hasrat hati yang menggebu-gebu untuk dapat mengubah nasib, harus dimulai dari langkah awal yakni selalu berpikiran positif. Karena hukum alam yang berlaku adalah, positif akan menarik hal yang positif, sedangkan pikiran negatif akan selalu mengantarkan hidup kita kepada kondisi yang negatif.

Cara paling mudah dan sederhana agar selalu berpikiran positif adalah, mengawali hari kita dengan bersyukur. Karena hari yang diawali dengan kening berkerut dan kemurungan akan membuat seluruh hari penuh dengan berbagai kesulitan dan halangan.

Untuk itu, dengan membiasakan diri, begitu bangun dari tidur, maka kata pertama yang keluar dari lubuk hati kita yang terdalam adalah, "Puji Syukur kepada Tuhan, saya masih hidup".

Mari Kita Simak Bagaimana Seorang Pengamen Mengawali Harinya
Temperatur yang berkisar antara 1 dan 2 derajat Celcius, tidak kami rasakan dinginnya karena hati kami diliputi oleh sukacita. Impian kami belasan tahun lalu untuk mengunjungi Alaska akhirnya jadi kenyataan.

Kami baru turun dari Kapal yang merapat di dermaga pagi itu. Gerimis menyambut kehadiran kami di bumi salju ini ,namun kami tidak ingin kehilangan momentum yang sudah kami rindukan begitu lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun