Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Pria Berani Menikah, Walaupun Penghasilan Minim?

12 September 2019   06:38 Diperbarui: 12 September 2019   12:30 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay/Virvoreanu-Laurentiu

Karena Istri Tidak Perlu Dibiayai
Walaupun penghasilan masih jauh dari siap untuk berumah tangga dan tinggal masih menumpang di rumah orangtua, tetapi banyak yang sudah berani untuk menikah. 

Padahal logikanya, menikah berarti siap untuk bertanggung jawab atas biaya hidup diri sendiri plus wanita yang akan menjadi pendamping hidup. Tapi kenyataannya, pria Indonesia berani menikah, dengan pertimbangan bahwa justru dengan beristri, pengeluaran bisa lebih hemat. Karena kamar cukup satu berdua.

Kalau biasanya sarapan pagi di kantin kantor, kini sudah ada istri yang mempersiapkan di rumah. Mencuci dan menggosok pakaian yang biasa dibayar ke laundry, kini ada istri yang membantu mencuci dan menggosok, tanpa perlu digaji.

Pulang kerja, biasanya mampir dulu di warung untuk beli makanan untuk santap malam, tapi sejak beristri, bisa langsung pulang dan di meja makan sudah tersedia makanan hangat. 

Bahkan keperluan mandi, seperti handuk dan sabun, sudah disediakan istri tercinta. Prinsipnya kehadiran seorang wanita dalam rumah, bukan menambah beban, malahan mendapatkan "Pelayan" yang siap melayani "all in" dan tanpa dibayar. 

Dari mulai menyapu rumah, mengepel kamar mandi, ke pasar, masak dan mencuci piring mangkuk, semua dilakukan dengan sukarela. Sementara menunggu suami pulang kerja, istri mengisi bak mandi, karena belum mampu bayar leiding, maka air perlu ditimba dan disaring agar layak pakai, Begitu suami pulang, rumah sudah rapi.

Suami Adalah Kepala Rumah Tangga
Bila tiba saat makan malam, maka suami tinggal melangkah dan duduk untuk bersantap. Bila sudah ada bayi di rumah dan bayi menangis di tengah malam, suami tidak boleh diganggu, karena besok mau ke kantor.

Maka istri dengan ikhlas akan bangun, menyusui ataupun meninabobokan bayinya, agar suami jangan sampai terganggu tidurnya.Begitu tingginya seorang pria, mendapatkan kehormatan dalam sebuah rumah tangga.

Hari Libur, Suami Tidur
Bila hari Minggu atau libur tiba, suami tidur sampai siang dan tidak boleh diganggu. Bahkan bila sudah ada anak-anak maka istri akan mengatakan pada anak anak "Stt jangan berisik, bapakmu lagi tidur. Ayuh main di luar sana." Alangkah beruntungnya pria Indonesia!

Di Australia Pria Ikut Cuci Piring dan Jaga Anak
Di Australia adalah hal sangat biasa bahwa suami ikut mencuci piring, menjaga anak dan mengepel lantai atau membantu istri di dapur karena itu, amat jarang ada pria Indonesia yang beristrikan orang asing (bule), karena  pengertian suami istri itu beda total. 

Kalau di Indonesia, seorang suami, begitu dihargai, sehingga dalam segala hal diistimewakan. Bahkan keluarga tidak berani makan malam, sebelum suami makan. Bagi seorang istri, seorang suami adalah segala galanya. Suami boleh marah kapan saja, sedangkan bila istri yang marah, ntar berdosa terhadap suami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun