Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mendengarkan dengan Hati

6 Agustus 2019   08:31 Diperbarui: 6 Agustus 2019   09:24 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pinterest

Merupakan Penghargaan Bagi  Lawan Bicara 

Ketika kita sedang berinteraksi dengan seseorang, maka berikanlah penghargaan dengan mendengarkan apa yang dikatakannya dengan hati. 

Dengan cara demikian,maka secara spontan seluruh perhatian kita tertuju kepada lawan bicara kita. Hal yang tampak kecil dan sepele.tapi akan meninggalkan kesan mendalam, yakni merasa dihargai atau sebaliknya lawan bicara kita merasa dirinya diremehkan. 

Banyak orang yang secara gampang mengatakan "Jangan Baper dong". Kalau diterjemahkan kata "baper" berarti bawa perasaan. Nah, bayangkan bila sebagai seorang manusia, kita tidak punya perasaan, apa jadinya dengan diri kita?  Karena kita memiliki perasaan,maka siapapun yang menjadi lawan bicara kita,juga memiliki perasaan. 

Tampil Dalam Bahasa Tubuh

Bila kita mendengarkan dengan sepenuh hati maka secara serta merta,seluruh perhatian kita tertuju pada lawan bicara dan mencoba memahami apa yang sedang dibicarakannya. 

Sebaliknya,bila kita hanya mendengarkan sebagai sebuah basa basi, maka akan tampak dalam bahasa tubuh. Walaupun mulut kita menjawab " Oh begitu ya..Hmm ,.ya ya.." tapi pandangan mata kita terpaut di Ponsel yang ada di tangan  atau melihat ke kiri dan kekanan. Hal yang mungkin dianggap sepele,tapi sudah melukai hati lawan bicara kita.

Mendengarkan dan Berbicara Dengan Hati

Begitu juga ketika tiba giliran kita yang berbicara,maka berbicaralah dengan hati. Lakukan eyes contact dengan lawan bicara. Mungkin kita sudah sangat sering mendengarkan "Speak from your heart", berbicaralah dengan hati, maka orang akan mendengarkan dengan hati. Tapi boleh jadi ,karena berbagai kesibukan ,kita lupa mengaplikasikan dalam kehidupan

Betapapun tingginya posisi kita,alangkah eloknya bila kita mau sedikit berbaik hati,menghargai lawan bicara kita,walaupun mungkin dari sudut sosial ,"tidak selevel "dengan diri kita. 

Jangan lupa, ada wheel of life dalam kehidupan ini Orang yang hari ini berdiri di hadapan kita,boleh jadi hanya seorang Pesuruh di kantor, tapi tidak tertutup kemungkinan,kelak ia bisa jauh lebih sukses daripada diri kita.

Ditulis berdasarkan kehidupan nyata

Burns Beach, Iluka, WA

Sebagai sebuah renungan pagi

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun