Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cara Mencegah Diri dari Kesialan

20 Juli 2019   19:49 Diperbarui: 20 Juli 2019   20:05 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: extra.ie

Tanpa Jimat dan Jampi Jampi

"Sialan! Minggu kemarin kecopetan di terminal bis, hari ini lagi lagi kecopetan ketika berdesak desakan di Kereta Api. Apa yang salah pada diri saya?"

Agaknya kalimat semacam ini, sudah seringkali kita dengarkan. Boleh jadi dari teman sekantor atau bisa jadi dari salah seorang anggota keluarga kita. Yang lebih parah lagi, bukan hanya sekedar kecopetan, tapi belum sebulan yang lalu, kepala benjol sebesar bakpao karena terbentur tiang listrik akibat buru buru mau mengambil kendaraan di tempat parkir. Eh... ternyata hari ini, kembali wajah bonyok dan hidung berdarah karena buru buru mau ke mall, sehingga menabrak pintu kaca. 

Akibat kesialan demi kesialan, selalu datang beruntun, maka timbul was was dalam diri. Jangan jangan diguna-gunai oleh si Anu. Semakin dipikirkan, semakin suasana hati menjadi galau dan mulai menaruh curiga pada seseorang lalu mulai berpikir, bagaimana caranya untuk menolak kesialan? Apakah perlu pakai jimat yang sudah di jampi jampi oleh orang pintar?

Apakah Istilah "Sial" Tersebut Sudah Tepat?

Sebelum membahas tentang bagaimana cara meminimalkan terjadinya kesialan, maka kita mulai menganalisa secara sangat sederhana, yakni sama sama berada di terminal bis dan sama sama naik kereta api dan pasti bukan hanya kita yang membawa uang di dompet, tapi orang lain juga membawa uang di dompet, bahkan mungkin nilainya jauh lebih banyak, ketimbang uang yang kita baik. 

Mengapa kita yang di copet dan orang lain tidak? Kalau mau menjawab secara jujur adalah akibat kecerobohan diri sendiri karena tidak hati hati.

Begitu juga hampir setiap hari ada orang yang keluar masuk ke mall, mengapa hanya kepala dan wajah kita saja yang bonyok? Apakah pintu kaca atau tiang listrik juga mengenal diskriminasi? Jawaban yang jujur, sesungguhnya adalah karena kita ceroboh dan tidak hati hati ketika berjalan atau bisa jadi kita berjalan, sambil pikiran melantur ke mana mana. 

Mungkin kebetulan ada gadis cantik yang lewat, sehingga mata melotot ke arah lain, sehingga tidak sadar ada tiang listrik di depan mata dan langsung di adu dengan kepala. Sudah jelas besi lebih keras dari wajah kepala, sehingga benjol sebesar bakpao.

Kesialan Terjadi Karena Kita Tidak Hati Hati

Hal ini terjadi juga di hampir seluruh bidang kehidupan lainnya. Sama sama buka Warung Nasi, tapi Warung Nasi orang lain laris manis, mengapa Warung Nasi kita hanya lalat yang hinggap. Padahal sama sama Warung Padang.  Apakah karena faktor sial?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun