Panggilan "Mbak " atau " Bu"
Sesungguhnya sudah lama masalah panggilan ini, bagi saya pribadi terasa seperti sesuatu hal kecil yang dapat merusak hubungan baik  dalam berinteraksi di berbagai kalangan masyarakat, yakni mengenai panggilan "mbak" dan "bu".Masalah yang tampaknya sepele dan kecil, tapi bila tidak dicarikan solusinya, berpotensial akan menjadi batu sandungan dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain.Â
Kalau boleh dianalogikan, ibarat sepotong ujung rambut yang kedapatan dalam sepiring masakan ,walau sangat kecil dan tak berarti,tapi dapat merusak selera makan. Bahkan tidak jarang,orang memilih untuk membuang makanan tersebut yang dibelinya dengan harga yang lumayan mahal.
Karena saya dilahirkan dan dibesarkan di kota Padang, Sumatera Barat maka selama ini ,kalau saya sudah mengenal seseorang,maka langsung saya panggil nama tanpa embel embel "Uni " atau" Uda" walaupun yang bersangkutan sudah beranak cucu.Â
Misalnya "Riri, Vivi atau Rina " dan seterusnya Kalau tidak kenal, maka kalau masih muda saya panggil "diek" (adik), baik laki laki maupun wanita. Kalau yang masih muda saya panggil "Uni" atau " Uda", maka dipastikan semua yang ada di sekitar sana akan memandang saya dengan heran .Jangan jangan mereka pikir saya sudah pikun.Â
Tradisi Kita Memang Berbeda
Kalau di NTT rata rata orang disana memanggil saya dan istri "papa dan mama" . Yang memanggil kami dengan sebutan papa dan mama ini bukan hanya  yang usianya lebih muda, tapi termasuk yang jenggotnya sudah memutih. Kalau yang masih remaja,memanggil kami dengan sebutan :" Kakek dan Oma". Mengapa bukan "Kakek dan nenek?" Saya belum menemukan jawabannya.Â
Lain Padang Lain Belalang
Sejak pindah ke Jakarta pada tahun 1990,saya sudah harus belajar untuk menggunakan panggilan "mbak " atau "mas",kecuali ketemu sesama orang dari Sumatera Barat.Â
Kalau usianya sudah paruh baya atau bertemu pimpinan di bank maka sebagai panggilan sopan santun,saya ganti dengan "Pak" dan "bu",walaupun usia mereka mungkin sebaya putra kami.
Tetapi ketika hal ini diterapkan dalam berinteraksi di dunia maya, ternyata telah beberapa kali menimbulkan rasa tidak nyaman bagi yang saya panggil "mbak" dan :"bu" .Â