Menapaki Jalan Menuju Aktualisasi Diri
Mendengar kalimat "Meniti jalan menuju aktualisasi diri" ,sepertinya :"Wow!"  Tidak  akrab bagi telinga kita ,bahkan mungkin terasa janggal. Kalimat yang terasa  terlalu melambung terlalu tinggi dan  tidak membumi. Tapi sesungguhnya, hal ini dapat diuraikan secara sangat sederhana,yakni  bagaimana menemukan jati diri kita yang sejati
Apa yang dimaksudkan dengan :"jati diri" tentu semua orang sudah tahu. Sebagai contoh sederhana ,sebuah kendaraan, baru dapat disebut: "Mobil" bila bisa dimanfaatkan sebagai sarana transportasi. Kalau kendaraan tidak bisa dimanfaatkan sebagai alat transportasi, maka tidak dapat disebut sebagai mobil, melainkan mobil mobilan.Â
Mobil terdiri dari berbagai  merk dan tipe,yang masing masing memiliki ciri khas. Begitu juga dengan diri kita. Setiap insan memiliki keunikan yang berbeda beda. Untuk menemukan jati diri yang sesungguhnya atau dalam istilah kerennya: "mencapai aktualisasi diri" dibutuhkan waktu yang panjang. Bisa bertahun tahun, bahkan bisa belasan dan puluhan tahun, sebelum seseorang menemukan jati diri yang sejati.
Contoh Sederhana :
Ketika anak anak sekolah ditanya oleh guru:"Anak anak,kelak kalau sudah dewasa cita citanya mau jadi apa? " Maka sudah pasti jawabannya akan berbeda beda. Ada yang mengatakan: "Saya mau jadi dokter" Â atau "Saya mau jadi guru" dan seterusnya. Apakah kelak anak anak ini memang akan menepati apa yang dikatakan mereka? Â Jawaban :"belum tentu". Karena seiring dengan perjalanan waktu, niat awal ingin jadi dokter,bisa jadi berubah dan begitulah seterusnya. Bahkan hingga anak anak kelak sudah duduk dibangku kuliah,masih saja belum dapat menemukan jati diri yang sejati.
Buktinya, yang niat awal ingin jadi dokter, ternyata kelak jadi pebisnis. Yang awalnya ingin jadi guru, setelah dewasa,malahan jadi Pilot. Mengapa bisa terjadi demikian? Karena masing masing masih dalam pencarian ,untuk mencapai aktualisasi diri
Menjalani Hidup Mengambang
Dalam perjalanan hidup ,ada begitu banyak kejadian ,yang seringkali menjadi penyebab,orang menjadi lupa akan tujuan awal untuk menemukan aktualisasi diri. Hal ini disebabkan karena, lebih banyak membuang waktu untuk orang lain, ketimbang fokus pada cita cita diri. Antara Lain: Sibuk mengevaluasi diri orang lain. Selalu punya waktu untuk urusan orang lain, tapi justru  mengabaikan  evaluasi diri sendiri. Sebuah realita tak terbantahkan bahwa teramat banyak orang lebih mengenal diri orang lain ketimbang dirinya sendiri.
Menjalani hidup secara mengambang dan tidak berpijak pada diri yang sejati. Akibatnya, hidup selama puluhan tahun hanya menyisakan "ketuaan, kelelahan lahir batin, tanpa menemukan, apa yang sesungguhnya dicari dalam hidup ini.