Orang yang cerdik adalah ibarat pisau tajam sebelah. Dalam hal hitung-hitungan terhadap orang lain, orang cerdik sangat tajam perhitungannya hingga sampai ke detailnya. Tapi bila menyangkut pengeluaran diri, maka pisaunya tiba-tiba menjadi tumpul dan tidak dapat digunakan. Orang cerdik sering mengalami amnesia tiba-tiba bila menyangkut pengeluaran pribadi. Â
Tapi bilamana berkaitan dengan sesuatu yang menghasilkan bagi dirinya, maka ia menjadi sangat hafal segala sesuatu hingga ke detail sekecil apapun. Dalam upaya mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri, maka orang yang cerdik,tidak akan peduli apakah orang lain akan menjadi korban atau dirugikan.Â
Bahkan seandainya yang dirugikan adalah sahabat baiknya sendiri, maka ia akan tega melakukannya. Saya sudah mengalaminya berkali kali bahwa orang cerdik hanya bertindak searah, yakni bila menguntungkan bagi dirinya sendiri. Penuh dengan trik-trik yang tidak diduga, termasuk tipu muslihat, politik,dan kecurangan. Tega melakukan apapun yang tidak terpikirkan oleh kita.
Semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat dan sekaligus menjadi catatan penting dalam hidup, bahwa berteman dengan orang yang tidak pernah duduk dibangku pendidikan jauh lebih baik dan aman,ketimbang bersahabat dengan orang cerdik. Belajar dari pengalaman diri sendiri tentu saja sangat baik karena pengalaman adalah guru yang terbaik dalam hidup ini, 'Tapi lebih bijaksana lagi bilamana kita tidak hanya belajar dari pengalaman diri sendiri, tapi juga dari pengalaman hidup orang lain agar tidak perlu membayar uang sekolah yang sangat mahal dan menyakitkan.
Ditulis berdasarkan pengalaman hidup pribadi,dengan harapan akan  dapat menjadi masukan yang berharga bagi orang banyak,agar hati hati dalam memilih teman.
Â
Tjiptadinata Effendi