Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Setulus Hati tapi Kok Menuntut?

8 Juni 2019   07:00 Diperbarui: 8 Juni 2019   07:25 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: 2 Januari 1965 di Padang/dokpri

Akan tetapi dalam kenyataannya,hidup itu bersifat dinamika dan tidak dapat dipatok berdasarkan ilmu matematika. Misalnya :" punya rumah  bagus dan kendaraan pribadi ,serta penghasilan mencukupi "sudah pasti berbahagia .Cinta itu adalah bagian dari sebuah kehidupan,yang memiliki keunikan tersendiri dan hingga saat ini belum ada satupun universitas di dunia ini,yang khusus memberikan pelajaran tentang cinta yang tulus.

Secuil Cuplikan Perjalanan Hidup

Suatu waktu,ketika usaha kami mengalami kebangkrutan,akibat ditipu mitra bisnis di Singapore, saya duduk termenung di beranda rumah. Istri saya datang  dan duduk disamping saya.Sesaat kemudian berkata:" Sayang,sementara usaha kita macet,izinkan saya antar jemput anak sekolah,setidaknya bisa untuk menutupi biaya hidup kita" Saya memandang istri saya dengan heran dan berkata perlahan:"Tapi mobil kita kan sudah dijual ?"

"Benar," kita beli kendaraan L 300 yang bekas" Kata istri saya

"Terus uangnya dari mana ?" tanya saya dengan wajah yang heran

Istri saya mengeluarkan bungkusan ,meletakkan di meja ,disana ada kalung, gelang dan anting anting yang biasa dipakai istri saya sejak menikah ."Kita jual semuanya dan cukup untuk membeli sebuah kendaraan bekas "kata istri saya mantap

Saya tidak kuasa menahan jatuhnya air mata,walaupun kata orang,laki laki sejati tidak boleh baper.  Saya laki laki sejati ,tapi saya menangis dihadapan wanita yang telah memberikan seluruh hidupnya kepada saya setulus hati. Wanita ini amat jarang mengatakan:" I love you " kepada saya,tapi ia sudah membuktikan cintanya yang tulus selama lebih dari 54 tahun kepada saya .Kalau sudah menerima cinta yang begitu tulus dari seorang istri,maka betapapun bebalnya hati seorang suami,pasti tidak akan tega menghianati   cintanya.

Ditulis berdasarkan pengalaman hidup pribadi

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun