Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Minang dan Tionghoa Padang Menyatu Dalam Festival

7 Juni 2019   19:45 Diperbarui: 7 Juni 2019   20:07 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bacang Melambangkan Budaya Tionghoa dan Lamang Melambangkan Budaya Minang

Etnis Tionghoa Padang ,sejak tempo dulu sudah dikenal, sangat cepat beradaptasi dengan lingkungan dimana mereka hidup.Salah satu bukti nyata adalah rata rata Etnis Tionghoa Padang, fasih berbahasa Minang ,bahkan hampir sama sekali tidak pernah berbicara dalam bahasa negeri asal mereka. Paling paling hanya bisa mengatakan :" Kamsia" . Hal ini berbeda total dengan saudara sesama etnis Tionghoa yang lahir di Riau dan Sumatera Utara ,yang rata rata masih fasih berbahasa Mandarin atau Hokkien.

Bahkan dalam percakapan sehari hari dalam keluarga,etnis Tionghoa menggunakan bahasa Padang .Dan kalau lagi marah,maka kemarahannya juga diungkapkan dalam bahasa Padang. 

Perbedaan Budaya dan Agama Bukan Sekat Pembatas

Walaupun berlatar belakang budaya yang berbeda,bahkan agama juga berbeda,mengingat orang Minang mayoritas beragama Islam,sedangkan etnis Tionghoa memeluk agama yang berbeda beda. Ada yang Konghucu ,Budha ,Katolik dan Kristen Namun sebagian dari Etnis Tionghoa yang menikah dengan orang Minang sudah banyak yang juga memeluk agama Islam termasuk  sebagian dari keponakan dan adik adik kami  Sehingga yang namanya hidup rukun dalam keberagaman sudah sejak zaman dulu kami terapkan. Misalnya,di rumah kami di Padang, ada ruang khusus untuk sholat .Saling berkunjung untuk mengucapkan Selamat Hari Raya Idul  Fitri dan Tahun Baru Imlek,sudah berlangsung sejak saya masih kecil. 

tanah-kongsi-a-5cfa615cc01a4c1694535590.jpg
tanah-kongsi-a-5cfa615cc01a4c1694535590.jpg
Pasar Tanah Kongsi /dokpri

Di Padang ,ada Kampung Jawa,Kampung Nias ,Kampung Keling dan Kampung Cina,namun sejak sudah lama,hanya tinggal nama saja, karena warganya sudah  hidup membaur .Pasar Tanah Kongsi,dimana Penulis pernah tinggal selama bertahun tahun,dulu dikenal sebagai Pasar Pagi etnis Tionghoa,tapi belakangan segala suku sudah membaur,baik yang berjualan,maupun yang datang berbelanja.

Di Pondok,yang terkenal dengan Kedai Kopinya,setiap pagi merupakan tempat kongkow orang orang dari berbagai suku.Bahasa yang digunakan adalah bahasa Padang. Belum pernah terjadi perselisihan  yang diakibatkan oleh perbedaan suku dan agama. 

Merayakan Hari Raya Dengan Festival Bacang dan Lamang

Berita dari Kompas.com bahwa sejak dari tanggal 6 Juni 2019 kemarin ,hingga hari ini 7 Juni,2019 telah dilangsungkan festival kuliner terbesar yang pernah ada, yakni Bacang dan Lamang Baluo. Yang diberitakan mendapatkan penghargaan dari MURI,karena telah menampilkan 10.000 buah Bacang

Bacang adalah makanan khas dari etnis Tionghoa,yang terbuat dari beras ketan,daging giling,tahu yang dicincang ,telur asin dan irisan daun salader. Tapi kali ini,Bacang di isi dengan daging ayam .Sementara itu Lamang Baluo,sejak dulu kala dikenal sebagai makanan khas Urang Minang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun